Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidur Memakai Selimut Tebal Dapat Tingkatkan Hormon Melatonin

Kompas.com - 14/12/2022, 20:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Sebuah studi kecil menunjukkan tidur dengan memakai selimut tebal berkaitan dengan peningkatan produksi hormon melatonin.

Hasil penelitian itu kemudian menunjukkan penggunaan selimut tebal pada waktu tidur ternyata dapat meningkatkan produksi melatonin.

Namun pada titik ini, tak jelas mengapa selimut tebal dapat meningkatkan kadar melatonin dan apakah mampu meningkatkan kualitas tidur seseorang secara signifikan.

"Ini adalah studi yang sangat menarik, tetapi akan lebih baik untuk melihat studi direplikasi dalam kelompok pembanding untuk melihat peningkatan melatonin," kata Hakan Olausson, seorang ahli saraf di Linkoping University di Swedia.

Hormon melatonin sendiri membantu transisi tubuh ke mode tidur, di mana suhu tubuh turun, metabolisme melambat dan kadar hormon stres kortisol menurun. Melatonin juga meningkatkan rasa kantuk pada jam-jam sebelum tidur.

Tingkat melatonin umumnya meningkat pada malam hari dan menurun saat pagi menjelang. Itu karena bagian otak yang disebut nukleus suprachiasmatic (SCN) menyinkronkan produksi melatonin dengan waktu.

Baca juga: Tidur Kurang dari Lima Jam Berisiko Sebabkan Penyakit Kronis

Dikutip dari Live Science, Rabu (14/12/2022) dalam studi yang menunjukkan hubungan selimut tebal dan produksi melatonin saat tidur menunjukkan, SCN melakukan sinkronisasi dengan memantau sinyal terkait cahaya dari retina.

Cahaya terang mendorong SCN untuk menembakkan sinyal listrik ke struktur otak lain yang kemudian menyampaikan pesan tersebut melalui sumsum tulang belakang dan ke organ.

Pesan berantai ini akhirnya mencapai kelenjar pineal seukuran kacang polong yang kemudian menghentikan produksi melatonin. Sebaliknya cahaya redup dan kegelapan mengerem kelenjar pineal dan memicu produksi malatonin.

Selain cahaya, faktor lingkungan seperti waktu makan, aktivitas fisik, dan interaksi sosial juga dapat berpengaruh pada produksi melatonin.

Dalam studi ini peneliti pun bertanya-tanya apakah isyarat sensorik yang berbeda, misalnya tekanan dari selimut tebal, juga dapat memengaruhi produksi hormon melatonin.

Untuk menyelidiki pertanyaan ini, peneliti pun meminta 11 wanita dan 15 pria berusia 20-an untuk menghabiskan beberapa malam untuk tidur di laboratorium. Mereka kemudian membiasakan diri dengan lingkungan baik itu saat memakai selimut tipis dan selimut tebal.

Baca juga: Insomnia Jadi Salah Satu Masalah Kesehatan Tidur, Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com