KOMPAS.com - Patahan atau sesar adalah zona rekahan antara dua blok batuan.
Sesar memungkinkan blok batuan bergerak relatif satu sama lain. Pergerakan ini dapat terjadi secara cepat, berupa gempa bumi, atau terjadi secara perlahan.
Dikutip dari United States Geological Survey (USGS), selama gempa bumi, batu di salah satu sisi sesar tergelincir terhadap sisi lainnya.
Permukaan sesar bisa horizontal, vertikal, atau beberapa sudut acak di antaranya. Beberapa sesar terlihat di permukaan, tetapi yang lain terletak jauh di dalam kerak bumi.
Baca juga: Apa Itu Sesar Gempa yang Sering Jadi Penyebab Gempa Bumi di Indonesia?
Sebagaimana berbagai jenis pergerakan lempeng, ada juga berbagai jenis sesar.
Jenis-jenis sesar didasarkan pada tipe gerakan yang ditunjukkan. Dilansir dari California Academy of Sciences, berikut adalah 3 jenis sesar dan proses pembentukannya.
Ini adalah jenis sesar yang paling umum. Sesar ini terbentuk ketika batu di atas bidang patahan miring bergerak ke bawah, meluncur di sepanjang batu di sisi lain patahan.
Sesar normal sering ditemukan di sepanjang batas lempeng yang berbeda, seperti di bawah lautan tempat terbentuknya kerak baru.
Lembah yang panjang dan dalam juga bisa menjadi hasil dari sesar normal.
Baca juga: Sesar Cugenang, Sesar Baru yang Disebut Jadi Penyebab Gempa Cianjur
Kebalikan dari sesar normal, sesar terbalik terbentuk ketika batuan di sisi "menanjak" dari bidang patahan miring naik di atas bebatuan di sisi lain.
Sesar terbalik sering terbentuk di sepanjang batas lempeng konvergen.
Sesar jenis ini terbentuk ketika balok-balok batuan di kedua sisi patahan vertikal (atau hampir vertikal) bergerak melewati satu sama lain.
Sesar ini digambarkan sebagai lateral kanan atau lateral kiri, bergantung ke arah mana gerakannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.