Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Hipertiroid, Penyebab, Gejala, dan Faktor Risikonya

Kompas.com - 30/08/2022, 20:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kelenjar tiroid bisa mengalami gangguan yang kerap disebut sebagai hipertiroid. Penyakit ini dapat dialami siapa pun, baik laki-laki atau perempuan.

Bahkan, penyakit hipertiroid dapat menyerang mereka yang berusia produktif, yakni antara 20-40 tahun.

Apa itu hipertiroid?

Melansir Mayo Clinic, Sabtu (14/11/2020) hipertiroid adalah kondisi yang terjadi karena tiroid terlalu aktif. Ini berlangsung ketika kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin.

Adapun kelenjar tiroid adalah bagian dari kelenjar endokrin yang letaknya di leher bawah bagian depan.

Saat kelenjar tiroid terlalu aktif, produksi hormon tiroid jadi meningkat dibandingkan biasanya.

Kondisi tersebut menyebabkan hormon tiroid di dalam aliran darah melimpah dan memengaruhi kesehatan.

Hipertiroid diketahui dapat mempercepat metabolisme tubuh, menyebabkan penurunan berat badan, dan detak jantung yang cepat atau tidak teratur.

Baca juga: 6 Penyakit Kelenjar Tiroid yang Paling Umum

Gejala hipertiroid

Gejala hipertiroid terkadang mirip dengan masalah kesehatan lainnya. Namun, ada sejumlah gejala dan tanda yang bisa mengindikasikan adanya gangguan pada kelenjar tiroid, antara lain:

  • Berat badan turun walaupun tidak sedang dalam program diet
  • Detak jantung cepat, biasanya lebih dari 100 kali per menit Jantung sering berdebar-debar
  • Nafsu makan meningkat
  • Gampang gugup, cemas, dan mudah tersinggung
  • Tangan sering gemetaran
  • Telapak tangan kerap berkeringat
  • Siklus haid tidak teratur
  • Peka terhadap panas
  • Sering buang air besar
  • Kelenjar tiroid di leher bengkak
  • Badan lemas
  • Susah tidur
  • Rambut rontok atau mudah patah

Apabila Anda merasakan gejala hipertiroid seperti yang telah disebutkan di atas, segera konsultasikan ke dokter. Pasalnya, masalah pada kesehatan ini bisa berdampak serius apabila diabaikan.

Baca juga: Mengenal Kanker Tiroid, Gejala, Jenis, Penyebab, dan Pengobatannya

Penyebab hipertiroid

Penyakit hipertiroid dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi, termasuk penyakit Graves, penyakit Plummer, dan tiroiditis.

Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon utama, tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3), yang memengaruhi setiap sel dalam tubuh.

Kelenjar-kelenjar itu mempertahankan penggunaan lemak dan karbohidrat oleh tubuh, membantu mengontrol suhu tubuh, memengaruhi detak jantung, serta mengatur produksi protein.

Tiroid Anda juga menghasilkan hormon yang membantu mengatur jumlah kalsium dalam darah, bernama kalsitonin.

Beberapa penyebab hipertiroid di antaranya termasuk:

  • Penyakit graves adalah gangguan autoimun, di mana antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh merangsang tiroid untuk memproduksi terlalu banyak T4. Graves adalah penyebab paling umum dari hipertiroid.
  • Nodul tiroid yang hiperfungsi terjadi ketika satu atau lebih adenoma tiroid menghasilkan terlalu banyak T4. Adenoma adalah bagian dari kelenjar yang berdinding sendiri dari bagian kelenjar lainnya, membentuk benjolan non-kanker (jinak) yang dapat menyebabkan pembesaran tiroid.
  • Tiroiditis terjadi akibat kelenjar tiroid yang bisa meradang setelah kehamilan karena kondisi autoimun. Peradangan dapat menyebabkan kelebihan hormon tiroid yang disimpan di kelenjar bocor ke aliran darah. Beberapa jenis tiroiditis dapat menyebabkan rasa sakit, sementara yang lain tidak menimbulkan rasa sakit.

Faktor risiko hipertiroid

Di samping itu, ada pula sejumlah faktor risiko hipertiroid yang membuat seseorang lebih rentan mengalami penyakit ini. Berkut faktor risiko penyakit hipertiroid:

  • Riwayat keluarga, terutama yang memiliki penyakit Graves
  • Perempuan lebih rentan mengalami hipertiroid
  • Riwayat penyakit kronis tertentu seperti diabetes tipe 1, anemia pernisiosa, dan insufisiensi adrenal primer.

Baca juga: Benjolan di Leher Depan, Hati-hati Gejala Kanker Tiroid

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com