Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/08/2022, 20:42 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Hipospadia adalah cacat lahir akibat uretra tidak berkembang dengan baik pada penis bayi. 

Uretra adalah saluran yang membawa urine dan sperma melalui penis untuk keluar dari tubuh.

Hipospadia perlu diatasi guna mencegah masalah di kemudian hari, seperti kesulitan buang air kecil.

Penyebab hipospadia

Hipospadia merupakan masalah yang dialami beberapa anak laki-laki sejak lahir (bawaan). Ini terjadi selama pertumbuhan di rahim ibu. 

Dilansir dari Stanford Medicine, saat bayi tumbuh di dalam rahim, jaringan di bagian bawah penis, yang merupakan bagian dari uretra, tidak menutup sepenuhnya. 

Baca juga: Ketahui Penyebab dan Dampak Hipospadia, Kelainan Penis Bawaan Lahir

Kulit tidak sepenuhnya berkembang sehingga meninggalkan kulup ekstra di sisi atas penis dan tidak ada kulup di bagian bawah penis.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan bayi lebih berisiko terkena hipospadia, yakni:

  • Usia ibu yang tidak muda
  • Ayah memiliki masalah di saluran kemih atau di organ reproduksi lainnya
  • Lahir lebih awal atau prematur
  • Lahir dengan berat badan rendah
  • Ibu menderita diabetes selama kehamilan (diabetes gestasional)
  • Terpapar asap rokok dan pestisida sebelum lahir

Baca juga: Hipospadia, Kelainan Genitalia yang Sering Ditemukan pada Bayi Laki-laki

Gejala hipospadia

Dikutip dari Cleveland Clinic, gejala hipospadia pada anak-anak meliputi:

  • Chordee: Penis melengkung ke bawah
  • Testis tidak turun: Salah satu testis tidak sepenuhnya turun ke dalam skrotum
  • Kulup yang tidak berkembang: Kulit yang menutupi kepala penis tidak lengkap.
  • Buang air kecil yang tidak normal: Urine tidak menyembur dalam aliran yang lurus.

Biasanya, hipospadia didiagnosis sejak bayi lahir. Pemeriksaan hipospadia merupakan bagian dari pemeriksaan rutin bayi setelah lahir.

Jika dokter mendeteksi hipospadia, mereka akan merujuk ke ahli urologi anak untuk mendapatkan perawatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com