Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Hipospadia, Penyebab Aprilia Manganang Baru Dipastikan Laki-laki

Kompas.com - 10/03/2021, 16:04 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Mantan atlet voli timnas putri dan prajurit TNI Angkatan Darat, Sersan Dua (Serda) Aprilia Menganang, dipastikan berjenis kelamin laki-laki.

Diungkapkan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa, Aprilia mengalami kelainan hipospadia serius sejak lahir yang membuatnya dikira memiliki organ kelamin perempuan.

Dia mengatakan, dari hasil pemeriksaan (di RSPAD Gatot Subroto) itu, dilihat dari urologi ternyata Sersan Manganang lebih memiliki organ-organ jenis kelamin laki dan bahkan tidak ada organ internal jenis kelamin wanita.

"Kemudian pemeriksaan hormonalnya juga begitu, hormonalnya normal, hormon testoteronnya juga diukur sehingga secara faktual dan ilmiah kita bisa meyakini bahwa Manganang lebih memiliki hormonal yang masuk kategori normal laki-laki," imbuhnya lagi.

Baca juga: Hipospadia Dialami Aprilia Manganang, Kenali 3 Jenisnya

Menanggapi kejadian ini, DR. dr. Syakri Syahrir, Sp.U, Dokter Spesialis Urologi dari Primaya Hospital Makassar menjelaskan beberapa hal penting mengenai hipospadia kepada Kompas.com, Rabu (10/3/2021).

1. Kelainan di mana letak muara uretra tidak normal

Dokter Syakri berkata bahwa hipospadia merupakan kelainan yang dialami sejak lahir di mana letak muara uretra tidak normal, yaitu bisa di bawah glans penis, di bagian bawah batang penis atau bisa di skrotum.

2. Bisa membuat organ kelamin laki-laki tampak seperti perempuan

Gejala dari kelainan ini adalah pancaran atau percikan urine tidak normal saat buang air kecil, sering bentuk penis yang melengkung ke bawah dan terdapat kulit penis yang berlebihan hingga menutup kepala penis seperti tudung atau kulup.

"Pada kasus hipospadia yang berat, memang bisa tampak menyerupai organ kelamin perempuan," ujarnya.

Lebih lanjut, dokter Syakri berkata bahwa hipopasdia bisa jadi hanya kelainan di organ kelamin luar.

Namun, ada juga kasus-kasus di mana kelainan ini merupakan bagian dari suatu grup kelainan organ reproduksi yang juga mencakup gangguan organ reproduksi dalam.

Baca juga: Dialami Aprilia Manganang sejak Lahir, Apa Itu Hipospadia?

3. Penyebabnya multifaktor

Sayangnya, hingga saat ini penyebab pasti dari hipospadia belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab.

Faktor-faktor ini adalah defek biosintesis testosteron, mutasi reseptor androgen (gangguan genetik), gangguan endokrin yang berkaitan dengan infertilitas dan terpapar zat kimia pada saat kehamilan.

Adanya faktor genetik membuat dr Syakri dan para pakar berpendapat bahwa hipospadia, tergantung penyebabnya, mungkin bisa diturunkan dalam keluarga.

4. Hanya bisa ditangani dengan operasi

Bila tidak ditangani, hipospadia bisa membuat penderitanya mengalami kesulitan berkemih, kelainan bentuk penis dan gangguan proses ejakulasi.

Dokter Syakri menjelaskan bahwa sampai saat ini, penanganan dari kelainan ini hanya operasi, di mana dokter melakukan prosedur uretroplasti yang merupakan rekonstruksi atau penggantian uretra.

Baca juga: Hipospadia Berat Bisa Membuat Anak seperti Berkelamin Ganda

Namun, bila kelainan disertai dengan penis yang melengkung, maka prosedur awal yang dilakukan adalah meluruskan penis seoptimal mungkin melalui prosedur yang disebut kordektomi.

"Prosedur bisa mulai dilakukan dilakukan saat usia enam Bulan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com