Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Tubuh yang Alami Cedera Olahraga Memerlukan Tindakan Operasi?

Kompas.com - 18/08/2022, 13:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tubuh yang mengalami cedera akibat olahraga atau latihan fisik, memiliki tingkatan atau grade, dari mulai grade 1 sampai 3.

Pada kasus cedera berat yang menyebabkan terjadinya robekan pada tendon, ligamen, dan tulang rawan, hingga robekan rotator cuff, pemeriksaan penunjang dengan modalitas pencitraan MRI perlu dilakukan.

Dengan demikian, bisa didapatkan gambaran jaringan lunak dalam tubuh dengan lebih jelas. Jika didapati adanya kerusakan yang membutuhkan tindakan pembedahan, tindakan operasi minimal invasive dapat dilakukan dengan membuat sayatan kecil untuk menangani bagian yang mengalami cedera.

Menurut Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Sports Injury & Arthroskopi, Sport Medicine, Injury and Recovery Center Rumah Sakit Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr. Andi Nusawarta, M.Kes, Sp.OT (K-Sport), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum dilakukan minimal invasive.

SMIRC merupakan layanan di RS Pondok Indah yang bertujuan untuk menangani pemulihan cedera olahraga secara efektif dan pendampingan olahraga, khusus bagi pasien dengan kondisi medis tertentu.

Dengan demikian, pasien dapat kembali berolahraga dan pulih dari cedera dengan lebih cepat.

Baca juga: 6 Cedera Paling Sering dalam Olahraga Bulu Tangkis, Termasuk Cedera Bahu

Andi mengungkapkan bahwa indikasi tindakan biasanya digunakan setelah pasien merasakan ada nyeri, bengkak, kaku sendi pada bagian tubuh yang mengalami cedera, kemudian diperiksa dengan MRI.

"Kita diskusikan dulu apakah kita perlu operasi, kalau grade-nya tinggi biasanya saya sarankan operasi, kalau grade-nya rendah saya sarankan kepada dokter Andi Kurniawan atau dokter Grace," ujarnya dalam peluncuran Sport Medicine, Injury & Recovery Center (SMIRC) dengan tagline ‘We take you back to sport, faster!’ yang digelar di RS Pondok Indah, Selasa (16/8/2022).

Dalam kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Rumah Sakit Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr Grace Joselini Corlesa, Sp.KO, MMRS, membeberkan sejumlah tanda bahaya cedera, di antaranya:

  • Ada luka terbuka
  • Tulang atau sendi terlihat tidak pada tempatnya
  • Nyeri tidak mereda setelah dilakukan price
  • Pembengkakan tidak mereda setelah dilakukan P.R.I.C.E (protect, rest, ice, compression, elevation)
  • Kelemahan pada anggota tubuh
  • Adanya keterbatasan hingga hilangnya gerakan anggota tubuh di area cedera olahraga.

Baca juga: Cedera Kepala Taufik Ramsyah Kiper Tornado FC, Penanganan Terlambat Bisa Sebabkan Kematian

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com