KOMPAS.com - Orang yang tingal di seluruh Eropa sekitar 1.400 tahun yang lalu memiliki kebiasaan membuka kembali kuburan dan mengambil benda-benda di dalamnya.
Namun, tak ada yang tahu alasan di balik kebiasaan itu. Praktik ini lah yang coba dipahami oleh para arkeolog.
Kini dalam sebuah studi baru, peneliti mencoba menjawab misteri tersebut dengan cara menganalisis kembali kuburan yang sebelumnya digali dari lima wilayah Eropa.
Menurut peneliti kebiasaan yang ditemukan sekitar abad keenam dan delapan Masehi ini, tak sekadar membuka kuburan, melainkan juga mengambil benda-benda untuk alasan yang tampaknya tidak terkait dengan perampokan kuburan.
Baca juga: Arkeolog Mesir Temukan 250 Kuburan Berusia 4.200 Tahun, Ini Isinya
"Mereka dengan hati-hati memilih barang-barang untuk dipindahkan, terutama mengambil bros dari wanita dan pedang dari pria, tetapi mereka meninggalkan banyak barang berharga, bahkan benda logam mulia, termasuk liontin kalung dari emas atau perak," pemimpin penulis studi, Alison Klevnäs, seorang peneliti di Universitas Stockholm.
Para peneliti juga menemukan, bahwa banyak barang yang dikeluarkan dari kuburan bukanlah benda yang memiliki kegunaan praktis atau nilai ekonomi.
"Hasil menunjukkan, penguburan paling sering dibuka kembali dalam waktu sekitar satu generasi penguburan tapi terkadang kurang;" ungkap peneliti dalam studi yang dipublikasikan, Jumat (18/6/2021) di jurnal Antiquity.
"Selain itu kerangka waktu yang paling sering untuk pembukaan kembali adalah setelah pembusukan jaringan lunak namun sebelum wadah kayu runtuh atau dipenuhi sedimen," lanjutnya.
Arkeolog percaya, motivasi orang untuk memindahkan barang-barang dari kubur itu mungkin bervariasi dari satu tempat ke tempat lain.
Baca juga: Kuburan Peliharaan Tertua di Dunia Ada di Mesir, Ada 600 Kerangka Kucing dan Anjing