Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Akulturasi Budaya China dalam Wayang Cina Jawa di Yogyakarta

Kompas.com - 20/03/2021, 19:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com- Beragamnya budaya Indonesia menjadi ciri khas yang tak tergantikan dari bangsa ini. Salah satu bentuk keragaman itu adalah sejarah akulturasi budaya China dan Jawa di Yogyakarta yang melekat pada seni wayang Cina dan Jawa.

Sejarah akulturasi budaya China dan Jawa itu tampak pada sebuah pameran yang digelar di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, bertajuk, Harmoni Cina-Jawa dalam Seni Pertunjukan.

Kepala Museum Sonobudoyo, Setyawan Sahli mengatakan bahwa pameran ini menitikberatkan pada akulturasi dua entitas budaya China dan Jawa pada seni pertunjukkan.

Sejarah wayang Cina Jawa

Sejarah Wayang Cina-Jawa (Wacinwa) sebagai salah satu bentuk akulturasi budaya China dan Jawa, tampak pada penciptaan wayang tersebut oleh Gan Thwan Sing, pada tahun 1920-an di Yogyakarta.

Gan Thwan Sing adalah seniman peranakan China yang pertama kali mempopulerkan wacinwa pada tahun 1925-1960 M.

Baca juga: Sejarah Kehidupan Komodo, Ahli Sebut Asalnya Justru dari Australia

 

Kisah yang diangkat dalam pertunjukan wayang Cina-Jawa ini, berangkat dari cerita legenda klasik Tiongkok.

Pertunjukan wayang kulit Cina-Jawa ini kerap dimainkan secara masif pada periode tersebut.

Dalam perjalanannya, kini wayang unik ini tak lagi dimainkan dalam pertunjukan-pertunjukan seni pedalangan, dan telah berubah menjadi suatu koleksi bersejarah.

Koleksi pertama wayang Cina-Jawa ini tersimpan di Art Gallery, Universitas Yale Amerika Serikat, sedangkan koleksi kedua, kini tersimpan di Indonesia yakni di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta.

Kedua koleksi wayang Cina Jawa ini memiliki penceritaan yang berbeda, yakni kisah tentang Ceng Tsi dan Ceng Tang.

"Di samping memberi pengalaman (sejarah akulturasi budaya) tentang keharmonisan budaya (China dan Jawa), pameran ini juga membuka wacana tentang rasa toleransi yang tinggi," kata Setyawan.

Baca juga: Sejarah Kalender Imlek dan Mengapa Imlek 2021 Disebut Tahun Kerbau?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com