Dapat Layanan Prima, Konsumen Rela Bayar Mahal untuk Tinggal di Resor

JAKARTA, KOMPAS.com - Resor kini telah menjadi pilihan tempat tinggal favorit bagi para wisatawan yang sedang berlibur.

Meskipun harus mengeluarkan dana yang lebih besar, namun mereka rela melakukannya demi mendapatkan pelayanan yang lebih personal.

Baca juga: Awal 2024, Marriott Resort and Spa Hadir di Lampung

“Pelanggan bersedia membayar lebih mahal untuk tinggal di resort demi merasakan layanan unik dan personal,” ungkap Director Hospitality Colliers Indonesia Satria Wei.

Menurut Satria, konsumen saat ini menganggap adalah hal yang wajar mengeluarkan banyak uang ketika bisa menikmati produk dan layanan yang disediakan oleh pengelola resort.

Sama seperti hotel bisnis, tingkat okupansi di resort juga masih didominasi oleh pasar domestik atau dalam negeri.

Dibandingkan dengan pasar internasional, pasar dalam negeri pada tahun 2024 dinilai lebih signifikan, dan okupansi konsumen domestik akan mencapai 60 persen.

“Pelanggan dari Indonesia menjadi lebih selektif. Mereka sekarang memprioritaskan pembayaran untuk kualitas. Akibatnya, permintaan terhadap resor bintang 4 dan 5 tetap tinggi,” papar Satria.

Baca juga: Keindahan Pulau Bintan Bikin Accor Buka Resort Kelas Dunia

Menurut pengamatan tim Colliers, tidak hanya hotel dan resort hotel berbintang saja, hotel melati yang berlokasi di Kuta, Bali, mulai mengalami peningkatan okupansi, meski belum mencapai kapasitas penuh.

“Ini merupakan indikator bahwa pasar perhotelan mulai tumbuh di semua segmen,” tandasnya.