Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahan Gempa, Ini Rahasia Kokohnya Bangunan di Distrik Akasaki Jepang

Kompas.com - 08/02/2024, 18:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gempa bumi yang terjadi pada Senin (1/1/2024) telah menghancurkan bangunan-bangunan kayu di seluruh Semenanjung Noto Jepang.

Namun berkat arsitektur cerdas yang berusia puluhan tahun, sebuah desa nelayan kecil di distrik Akasaki tetap berdiri kokoh.

Beberapa genteng terlepas tetapi tidak satu pun dari sekitar 100 bangunan di distrik Akasaki yang runtuh meski dihantam gempa berkekuatan 7,6 Magnitudo.

Baca juga: Pemerintah Bangun 100 Rumah Tahan Gempa di Prabumulih

Dalam wawancara bersama Japan Today, Masaki Sato yang menjalankan usaha renovasi real estat pun membagikan rahasia bagaimana rumah-rumah di Akasaki, termasuk rumahnya tetap kokoh berdiri.

Masaki sendiri memiliki rumah berusia 85 tahun sejak 2017 dan dikelola sebagai bed and breakfast untuk disewa pada musim panas.


“Rumahnya berdiri di atas tanah yang sangat sempit, dan bangunannya memiliki banyak ruangan kecil, banyak kolom. Itu yang membuatnya lebih kuat,” kata Masaki.

Untuk menahan hujan deras, salju, dan angin laut yang menerpa Laut Jepang, rumah Masaki dan sebagian besar rumah lainnya di Akasaki hanya memiliki sedikit jendela kaca.

Dinding luarnya terbuat dari bilah kayu kokoh yang dilapisi secara horizontal. Strukturnya ditopang oleh balok-balok tebal yang melintang di langit-langit.

Baca juga: Rahasia Pencakar Langit di Jepang Tetap Kokoh meski Dihantam Gempa

Saat gempa melanda, di rumah Sato, ditemukan piring keramik pecah, peralatan rumah tangga terjatuh dan pintu geser kayu yang pecah. Namun struktur bangunan masih kokoh berdiri.

Bangunan di distrik ini masih berdiri tegak. Menurutku itu berkat desain rumahnya,” papar Masaki.

Rata-rata rumah di distrik Akasaki juga memiliki gudang pada bagian rumah yang menghadap pantai, dengan rumah utama yang sempit di belakangnya.

Desain ini merupakan hasil modifikasi para warga yang sebelumnya berprofesi sebagai nelayan. Dari rumah tersebut, mereka bisa meluncurkan perahunya langsung ke laut.

Meskipun memiliki karakter yang tangguh, distrik ini tidak diakui oleh pemerintah Jepang sebagai aset budaya.

Padahal Masaki mengatakan Distrik Akasaki merupakan lokasi yang unik, karena masyarakat disana masih menjalani gaya hidup sederhana dan kuno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com