Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bernardus Djonoputro
Ketua Majelis Kode Etik, Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP)

Bernardus adalah praktisi pembiayaan infrastruktur dan perencanaan kota. Lulusan ITB jurusan Perencanaan Kota dan Wilayah, dan saat ini menjabat Advisor Senior disalah satu firma konsultan terbesar di dunia. Juga duduk sebagai anggota Advisory Board di Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung ( SAPPK ITB).

Selain itu juga aktif sebagai Vice President EAROPH (Eastern Region Organization for Planning and Human Settlement) lembaga afiliasi PBB bidang perencanaan dan pemukiman, dan Fellow di Salzburg Global, lembaga think-tank globalisasi berbasis di Salzburg Austria. Bernardus adalah Penasehat Bidang Perdagangan di Kedubes New Zealand Trade & Enterprise.

Mereka Tak Mengerti Isu Kota

Kompas.com - 24/12/2023, 13:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEPERTI prediksi awal saya, pilpres memasuki babak membosankan. Representasi debat yang membosankan untuk dilihat adalah ketika para capres dan cawapres hanya berkutat pada isu-isu normatif tanpa solusi.

Tema perkotaan dan kelayakhunian ruang hidup tidak mampu dicerna dan diekspresikan para cawapres. Sejauh ini para tim ahli mereka masih sangat normatif dalam memberikan soal klise ini kepada calon jagoannya.

Mereka masih terbawa sentimen asal bangun cepat, tidak perlu rencana.

Rasanya, tiga pasangan baik Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka atau Ganjar Pranowo-Mahfud MD tidak memiliki visi jelas mengenai isu kota, perkotaan atau urbanisasi.

Kelihatannya tidak satu pun tim perumus visi para capres memaknai secara mendalam dan menyeluruh tentang isu masa depan ini.

Baca juga: Debat Capres Dinilai Membosankan, Ini Usulan Tema Ahli Perkotaan

Dalam debat cawapres kemarin, agenda lingkungan ketiga capres semuanya masih tampil sangat normatif.

Isu sentral planet bumi kita ini dalam 30-50 tahun ke depan adalah transformasi tempat kita hidup menjadi semakin urban. Dengan 270 juta penduduk, lebih dari 80 persen penduduk Indonesia akan menjadi penduduk kota.

Kebutuhan air bersih, infrastruktur mobilitas modern, energi, kesempatan kerja, keberlanjutan lumbung pangan, konflik ruang demi investasi,itu hanya sebagian dari isu langung urbanisasi.

Isu satu kota Ibu Kota Nusantara (IKN) saja, ketiganya gemetar tanpa punya sikap jelas selain asal jawab dan asal debat kusir.

Padahal, mudah sekali tim mereka membaca rencana IKN dari dokumen OIKN atau pun studi-studi yang disusun Bappenas dibantu McKinsey dan kawan-kawan, sebelumnya.

Jadi memang masih jauh panggang dari api, kalau kita mengharapkan kebutuhan perkotaan seperti transportasi modern dan perumahan yang layak akan jadi agenda pemimpin kita dalam waktu dekat.

Amanda Burden, direktur tata kota New York pada zaman Bloomberg, pernah secara menarik menyampaikan, "A city is not something that happens to you. You make choices everyday that shape and make your city." Kota adalah ekspresi proses dari pilihan-pilihan warganya.

Kota kita harus layak huni. Indonesia perlu pemimpin yang fasih dan mampu memahami bagaimana mengelola kualitas tempat hidup kita. Tidak bisa lagi asal membangun atau sekedar mengamini kekumuhan yang sudah terlajur terjadi di lapangan.

Capres cawapres harusnya memperlihatkan kemauan politik jika jadi penguasa, untuk memimpin para wali kota dan gubernur mendirikan fondasi kuat dalam pengendalian perencanaan tata ruang dan pembangunan daerah. Bukan sekadar pencitraan dan dekorasi kota.

Tidak terlihat manifestasi politik yang kuat dalam menyikapi konflik tata ruang, spekulasi tanah berlebihan, terpinggirkannya kegiatan-kegiatan produktif masyarakat kecil, serta ketahanan terhadap degradasi lingkungan global.

Kita merindukan keteladanan dan kepemimpinan para capres dan cawapres untuk memastikan peran dan perilaku masyarakat dan pelaku usaha di berdayakan dalam menciptakan ruang hidup yang layak dan produktif.

Sebaliknya, mereka malah berdebat soal 40 kota, peran investor maupun pepesan kosong lainnya. Sebutkan saja satu kota yang dibangun dari nol oleh negara Indonesia, dan hidup. Adakah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com