Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawasan Kumuh Kampung Natak Babel Ditata, Ini Potret Barunya

Kompas.com - 05/11/2022, 10:47 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian PUPR terus melakukan penataan kawasan kumuh guna menciptakan kualitas lingkungan yang lebih baik, sekaligus mengangkat potensi sumber daya di wilayah setempat.

Kegiatan tersebut salah satunya dilaksanakan di kawasan Kampung Natak, Kelurahan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melalui Program Padat Karya Tunai (PKT) Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU).

Penyebab kawasan ini menyandang predikat kumuh ialah kepadatan dan ketidakberaturan permukiman, minimnya infrastruktur akses jalan lingkungan, jaringan drainase tak terhubung dengan sistem pembuangan kota, dan minimnya sarana sanitasi hingga masalah sampah yang belum terkelola baik.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Program KOTAKU merupakan wujud kolaborasi antara Kementerian PUPR dan Pemerintah Daerah (Pemda) dalam mendorong dan memberdayakan masyarakat/warga setempat sebagai pelaku pembangunan.

Khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasannya.

"Penataan kawasan kumuh seperti ini bukan hanya dilakukan pada permukiman di bantaran sungai, namun juga di tempat lain seperti permukiman di dekat tempat pembuangan sampah ataupun kampung padat penduduk di perkotaan," ujar Basuki dikutip dari laman Kementerian PUPR, Minggu (05/11/2022).

Kawasan Kampung Natak, Kelurahan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.Dok. Kementerian PUPR Kawasan Kampung Natak, Kelurahan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Baca juga: Permukimannya Kumuh dan Rawan Banjir Rob, Kawasan Belawan Medan Ditata

Penanganan kawasan kumuh Kelurahan Sungailiat dilaksanakan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kepulauan Bangka Belitung Ditjen Cipta Karya.

Bermula dari kegiatan penataan Permukiman Kumuh Perkotaan (PKP) skala lingkungan di Kampung Natak Kawasan Nelayan 1 melalui Program KOTAKU tahun 2020.

Kemudian dilanjutkan pekerjaan peningkatan kualitas permukiman kumuh skala kawasan seluas 22,77 hektar.

Dalam pelaksanaannya, Kementerian PUPR terus membangun kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah untuk mempercepat penanganan Kampung Natak Kawasan Nelayan 1.

Sejumlah dukungan juga diberikan oleh pihak swasta/badan usaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Seperti pemberian tong sampah, tanaman hias untuk penghijauan, pelatihan menjahit untuk ibu-ibu Warga Terdampak Program (WTP), dan peralatan produksi olahan ikan.

Baca juga: Masih Ada 4.170 Hektar Kawasan Kumuh, Pemda Diminta Tangani secara Bertahap

Kawasan Kampung Natak, Kelurahan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.Dok. Kementerian PUPR Kawasan Kampung Natak, Kelurahan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pada TA 2022, BPPW Kepulauan Bangka Belitung melanjutkan penataan Kampung Natak Kawasan Nelayan 2 menggunakan dana APBN senilai Rp 9,7 miliar dengan target output seluas 5 hektar.

Penanganan yang dikerjakan di antaranya pembangunan jalan inspeksi, perkerasan aspal, dan pembangunan tambatan labuh kapal nelayan.

"Kegiatan penataan ini tidak hanya terhenti sampai di sini, konsep pengembangan yang telah digagas secara bersama-sama untuk menjadikan kawasan Kampung Natak sebagai destinasi wisata dengan keunggulan budaya (adat masyarakat nelayan) perlu terus dikembangkan dan diwujudkan secara bersama-sama," kata Kepala BPPW Kepulauan Bangka Belitung, Miarka Risdawati.

Setelah dilakukan penataan, selain mengurangi kawasan kumuh, kini masyarakat juga memiliki ruang terbuka yang baru sebagai tempat berinteraksi warga serta sebagai tujuan wisata yang representatif bagi masyarakat sekitar.

Ruang terbuka Kampung Natak juga menjadi ikon wisata tepi pantai yang kerap menjadi lokasi acara-acara pemerintah daerah maupun lainnya, salah satunya Festival Fair Bazar UMKM pada awal September 2022 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com