JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian PUPR sedang membangun sejumlah infrastruktur di Provinsi Aceh. Mengingat pembangunan infrastruktur masih menjadi program prioritas Pemerintah.
Upaya tersebut terus diupayakan Pemerintah agar mendorong pertumbuhan, produktivitas dan pemerataan ekonomi masyarakat Aceh.
Baca juga: Untuk Aceh, Pemerintah Kebut Dua Proyek Irigasi Seluas 21.570 Hektar
Seperti halnya dari segi akses mobilitas, Kementerian PUPR tengah melakukan pembangunan Jalan Tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) sepanjang 74,1 kilometer.
Jalan bebas hambatan ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans-Sumatera yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN). Selain itu, merupakan jalan tol pertama di Aceh.
Hingga saat ini sudah ada dua seksi yang telah beroperasi. Seksi 4 diresmikan Presiden Jokowi pada Agustus 2021. Sementara Seksi 3 diresmikan pada Maret 2021.
Tol Sibanceh dikerjakan dengan skema penugasan Pemerintah kepada PT Hutama Karya (Persero) dengan nilai investasi sebesar Rp 12,35 triliun dan biaya konstruksi sekitar Rp 8,99 triliun. Selaku kontraktor pada ruas tersebut yakni PT Adhi Karya Tbk.
Keberadaannya akan memangkas jarak dan waktu tempuh perjalanan dari Banda Aceh ke Sigli dari sekitar 2-3 jam dengan kondisi jalan yang berkelok-kelok melalui perbukitan menjadi hanya 1 jam perjalanan.
Selanjutnya dari segi pembangunan sumber daya air (SDA), Kementerian PUPR sedang membangun Bendungan Keureuto yang terletak di Kabupaten Aceh Timur.
Paket I dikerjakan PT Brantas Abipraya (Persero)-PT Pelita Nusa Perkasa (KSO), paket II PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan paket III PT Hutama Karya-Perapen. Proyek ini diperkirakan selesai akhir 2023 mendatang.
Bendungan Keureuto rencananya memiliki kapasitas tampung 215 juta meter kubik, mereduksi banjir seluas 1.225,53 meter kubik per detik, pemenuhan kebutuhan air bersih dan penyediaan air baku sebesar 0,50 meter kubik per detik, serta suplai irigasi seluas 9.420 hektar.
Kemudian, proyek lain yang mendukung pengembangan sektor pertanian dan pemenuhan kebutuhan air di Aceh yakni Bendungan Rukoh.
Kemudian, pemanfaatan untuk energi listrik sebesar 1,22 megawatt dan sebagai pengendali banjir sebanyak 116,83 meter kubik per detik.