Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Kali Pembatasan, PHRI Minta Pemerintah Serius Tangani Covid-19

Kompas.com - 03/07/2021, 17:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali mulai berlaku Sabtu (03/07/2021) hingga Selasa (20/07/2021).

Keputusan ini sebagaimana diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disiarkan langsung dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (01/07/2021).

"Saya memutuskan untuk memberlakukan PPKM Darurat sejak tanggal 3 Juli hingga 20 Juli 2021, khusus di Jawa dan Bali," jelas Jokowi.

Kebijakan ini diambil sebagai salah satu langkah memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 yang terus mengalami peningkatan.

Dengan penerapan kebijakan tersebut, diharapkan dapat menekan kasus positif Covid-19 hingga di bawah 10.000 per hari.

Selama PPKM Darurat Jawa-Bali berlaku, dilakukan pembatasan pada sejumlah sektor dan kegiatan.

Salah satu sektor yang diatur dalam kebijakan ini adalah perhotelan yang termasuk dalam sektor esensial.

Baca juga: Anggota IMI Bakal Dapat Diskon Khusus di Hotel Jaringan PHRI

Pada sektor ini, karyawan yang diizinkan work from office (WFO) dibatasi maksimal hingga 50 persen dengan protokol kesehatan ketat.

Sementara untuk restoran yang berada di lokasi tersendiri maupun pusat perbelanjaan atau mal hanya diizinkan menyediakan layanan delivery (antar) dan take-away (bawa pulang), serta dilarang menerima dine-in (makan di tempat).

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menilai, Pemerintah seharusnya serius dalam penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia, terutama soal vaksinasi dengan efikasi tinggi untuk mencegah penularan.

Sebab, pembatasan sejak awal Pandemi Covid-19 di tanah air telah diperpanjang hingga 11 kali.

Selama ini, kata dia, masyarakat Indonesia sangat sulit disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Kalau tidak, ini kan sudah 11 kali perpanjangan PPKM tidak selesai-selesai begitu. Akhirnya, sektor ekonomi akan menjadi korban," tutur Hariyadi kepada Kompas.com, Jumat (02/07/2021).

Menurutnya, negara-negara lain saat ini sudah bisa mengatasi Pandemi Covid-19 dengan baik, misalnya Amerika Serikat (AS).

Negara tersebut pernah merajai jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia. Namun, sektor perekonomian AS telah kembali pulih karena dapat menangani virus melalui konsentrasi penuh vaksinasi.

Baca juga: Tingkat Penghunian Kamar Hotel Bintang di NTT Turun Jadi 30 Persen

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com