Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Juta Tenaga Konstruksi Indonesia Belum Bersertifikat

Kompas.com - 12/04/2021, 20:00 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Plt Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Trisasongko Widianto menyebut tenaga konstruksi tersertifikasi di Indonesia masih sangat rendah.

Hingga saat ini terdapat 9 juta tenaga konstruksi yang belum tersertifikasi, sementara yang sudah bersertifikat baru 628.000 orang.

Kementerian PUPR pun mencanangkan target sertifikasi tenaga konstruksi di Indonesia mencapai 625.000 selama lima tahun.

Jika dirinci, setiap tahun akan disertifikasi 125.000 tenaga konstruksi.

"Hal ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)," ujar Trisasongko dalam pencanagan proyek sarana dan prasarana pelatihan kontruksi layang di Citeureup Kabupaten Bogor Jawa Barat, Senin (12/04/2021).

Baca juga: 30 Kecelakaan dalam 2 Tahun, Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi Ditandatangani

Rendahnya jumlah tenaga konstruksi bersertifikat, disebabkan masalah pendanaan yang merupakan kendala terbesar.

Tahun 2021 saja, target sertifikasi tenaga konstruksi hanya sebanyak 60.000 orang.

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi mencanangkan proyek pembangunan sarana dan pra-sarana pelatihan konstruksi layang di Citeureup, Bogor, Jawa Barat.

Proyek yang ditargetkan rampung konstruksinya pada kuartal I-2022 ini akan digunakan sebagai lokasi pelatihan tenaga konstruksi sekaligus sertifikasi pembangunan layang di Indonesia.

Trisasongko mengharapkan pelatihan ini dapat memenuhi kebutuhan tenaga konstruksi baik ahli dan terampil di lapangan.

Baca juga: 1.000 Tenaga Konstruksi Layang Bakal Dilatih

Dia menargetkan, dalam tiga tahun akan ada sebanyak 1.000 orang tenaga konstruksi yang akan melakukan pelatihan di tempat ini.

Setelah selesai pelatihan, tenaga konstruksi akan mendapatkan sertifikasi bertaraf .

"Mereka ini akan memiliki sertifikat bertaraf internasional. Artinya tidak hanya regional ASEAN tetapi bisa internasional. Jadi menurut saya satu langkah yang baik untuk memenuhi kebutuhan pasar," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com