JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam rangka meningkatkan jumlah tampungan air di Indonesia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Sumber Daya Air ditargetkan untuk menyelesaikan pembangunan empat bendungan di Provinsi Jawa Timur.
Tak main-main, ada lima bendungan yang sudah dan sedang dalam proses pembangunan dengan total nilai konstruksi Rp 6,018 triliun.
Pembangunan bendungan tersebut bertujuan untuk memenuhi misi ketahanan pangan dan ketahanan air dalam Program Strategis Nasional (PSN) Pemerintah yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan potensi air di Indonesia cukup tinggi sebesar 2,7 triliun meter kubik per tahun.
Baca juga: Mampu Mengairi 600 Hektar Sawah, Bendungan Tukul Diresmikan
Dari volume tersebut, air yang bisa dimanfaatkan sebesar 691 miliar meter kubik per tahun, dan yang sudah dimanfaatkan sekitar 222 miliar meter kubik per tahun untuk berbagai keperluan seperti kebutuhan rumah tangga, peternakan, perikanan dan irigasi.
Namun, menurut Basuki, dengan potensi sebesar itu, keberadaannya tidak sesuai dengan ruang dan waktu, sehingga dibutuhkan tampungan-tampungan air.
"Dengan begitu pada saat musim hujan air ditampung untuk dimanfaatkan musim kemarau. Itulah gunanya bendungan dan embung/setu untuk penampungan air,” kata Basuki.
Pertama adalah Bendungan Tukul di Pacitan, yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu (14/02/2021).
Bendungan Tukul merupakan waduk pertama yang dibangun di Kabupaten Pacitan, dengan nilai investasi total Rp 674 miliar dari dana murni APBN.
Baca juga: Fakta Bendungan Tapin Kalimantan Selatan Senilai Nyaris Rp 1 Triliun
Konstruksi dimulai sejak tahun 2013 dan direncakan rampung pada 2016. Namun terkendala masalah pembebasan lahan sehingga kemudian mundur hingga tahun 2020.
Bendungan memiliki kapasitas 8,68 meter kubik dan diharapkan dapat mengairi lahan seluas 600 hektar. Bendungan ini mampu menyediakan pasokan air baku sebesar 0,35 meter kubik per detik.
Tak hanya itu, waduk ini juga akan dilengkapi pembangkit listrik dengan kapasitas listrik sebesar 0,64 MW.
Pekerjaan konstruksi dilaksanakan oleh PT Brantas Abipraya (Persero) di bawah supervisi PT Mettana (JO) Anugerah Kridaparadana.