Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Tukul, Tugu, Bendo, Gongseng dan Semantok, Nilainya Fantastis Rp 6 Triliun

Kompas.com - 26/02/2021, 19:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam rangka meningkatkan jumlah tampungan air di Indonesia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Sumber Daya Air ditargetkan untuk menyelesaikan pembangunan empat bendungan di Provinsi Jawa Timur.

Tak main-main, ada lima bendungan yang sudah dan sedang dalam proses pembangunan dengan total nilai konstruksi Rp 6,018 triliun.

Pembangunan bendungan tersebut bertujuan untuk memenuhi misi ketahanan pangan dan ketahanan air dalam Program Strategis Nasional (PSN) Pemerintah yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan potensi air di Indonesia cukup tinggi sebesar 2,7 triliun meter kubik per tahun.

Baca juga: Mampu Mengairi 600 Hektar Sawah, Bendungan Tukul Diresmikan

Dari volume tersebut, air yang bisa dimanfaatkan sebesar 691 miliar meter kubik per tahun, dan yang sudah dimanfaatkan sekitar 222 miliar meter kubik per tahun untuk berbagai keperluan seperti kebutuhan rumah tangga, peternakan, perikanan dan irigasi.

Namun, menurut Basuki, dengan potensi sebesar itu, keberadaannya tidak sesuai dengan ruang dan waktu, sehingga dibutuhkan tampungan-tampungan air.

"Dengan begitu pada saat musim hujan air ditampung untuk dimanfaatkan musim kemarau. Itulah gunanya bendungan dan embung/setu untuk penampungan air,” kata Basuki.

Bendungan Tukul Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Bendungan Tukul
Adapun kelima bendungan di Jawa Timur, merupakan bendungan multiguna yang berfungsi sebagai pengendali banjir, sumber air baku, sumber air daerah irigasi dan juga pembangkit listrik.

Pertama adalah Bendungan Tukul di Pacitan, yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu (14/02/2021).

Bendungan Tukul merupakan waduk pertama yang dibangun di Kabupaten Pacitan, dengan nilai investasi total Rp 674 miliar dari dana murni APBN.

Baca juga: Fakta Bendungan Tapin Kalimantan Selatan Senilai Nyaris Rp 1 Triliun

Konstruksi dimulai sejak tahun 2013 dan direncakan rampung pada 2016. Namun terkendala masalah pembebasan lahan sehingga kemudian mundur hingga tahun 2020.

Bendungan memiliki kapasitas 8,68 meter kubik dan diharapkan dapat mengairi lahan seluas 600 hektar. Bendungan ini mampu menyediakan pasokan air baku sebesar 0,35 meter kubik per detik.

Tak hanya itu, waduk ini juga akan dilengkapi pembangkit listrik dengan kapasitas listrik sebesar 0,64 MW.

Pekerjaan konstruksi dilaksanakan oleh PT Brantas Abipraya (Persero) di bawah supervisi PT Mettana (JO) Anugerah Kridaparadana.

Pembangunan Bendungan Tugu dilaksanakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan nilai kontrak tahun jamak sebesar Rp 1,9 triliun.Kementerian PUPR Pembangunan Bendungan Tugu dilaksanakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan nilai kontrak tahun jamak sebesar Rp 1,9 triliun.
Bendungan kedua yang ditargetkan akan rampung pada tahun 2021 yakni Bendungan Tugu yang pencanangan pembangunannya dimulai sejak Januari 2014 lalu dan kini progres pekerjaannya telah mencapai 88,54 persen.

Pembangunan Bendungan Tugu dilaksanakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan nilai kontrak tahun jamak sebesar Rp 1,9 triliun.

Baca juga: Bendungan Tugu dan Gongseng Siap Diisi Air

Manfaat Bendungan Tugu untuk mengairi Daerah Irigasi Ngasinan seluas 1.200 hektar dan sumber air baku sebesar 10 liter per detik, pembangkit listrik sebesar 0,4 Megawatt, mereduksi banjir dan pariwisata.

Secara teknis bendungan ini memiliki kapasitas tampung 9,3 juta meter kubik. Proses pembangunan Bendungan Tugu telah melalui beberapa tahap studi sejak tahun 1984.

Konstruksi Bendungan Bendo dilakukan sejak tahun 2013 oleh KSO PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero) dengan nilai kontrak sebesar Rp 1,06 triliun.Kementerian PUPR Konstruksi Bendungan Bendo dilakukan sejak tahun 2013 oleh KSO PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero) dengan nilai kontrak sebesar Rp 1,06 triliun.
Bendungan selanjutnya adalah Bendungan Bendo berkapasitas tampung 43,11 juta meter kubik yang akan dimanfaatkan untuk peningkatan layanan irigasi seluas 7.800 hektar di Kabupaten Ponorogo dan Madiun sebagai sentra pertanian Jawa timur.

Selain sebagai layanan irigasi, manfaat lain Bendungan Bendo adalah sumber air baku sebesar 370 liter per detik, reduksi banjir dan pembangkit tenaga listrik sebesar 1,56 MW.

Baca juga: Bendungan Manikin Telan Rp 2 Triliun, Basuki Minta Konstruksi Dipercepat

Bendungan setinggi 71 meter dengan tipe urugan ini membendung Sungai Keyang yang merupakan anak sungai Bengawan Madiun (anak sungai Bengawan Solo).

Konstruksi dilakukan sejak tahun 2013 oleh KSO PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero) dengan nilai kontrak sebesar Rp 1,06 triliun.

Saat ini progres fisik telah mencapai 91,26 persen.

Bendungan Gongseng yang dibangun mulai 2013 dengan nilai kontrak Rp 569,04 miliar dan progres fisik saat ini 86,85 persen.Kementerian PUPR Bendungan Gongseng yang dibangun mulai 2013 dengan nilai kontrak Rp 569,04 miliar dan progres fisik saat ini 86,85 persen.
Bendungan keempat yang akan dituntaskan pada 2021 di Jawa Timur adalah Bendungan Gongseng yang dibangun mulai 2013 dengan nilai kontrak Rp 569,04 miliar dan progres fisik saat ini 86,85 persen.

Bendungan yang terletak di Kabupaten Bojonegoro ini memiliki kapasitas tampungan 22,43 juta meter kubik, dan berfungsi untuk melayani irigasi seluas 6.191 hektar.

Baca juga: Bendungan Pertama di Sumatera Selatan Mulai Dibangun

Selain itu juga untuk layanan air baku 300 liter per detik, mereduksi banjir 133,27 meter kubik per detik dan pembangkit tenaga listrik sebesar 0,7 MW.

Berikutnya Bendungan Semantok di Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur berkapasitas tampung 32,6 juta meter, dengan progres 66,73 persen yang ditargetkan rampung pada tahun 2022.

Pekerjaan konstruksi Bendungan Semantok dilaksanakan sejak 2017 dan terdiri dari dua paket pekerjaan.
Kementerian PUPR Pekerjaan konstruksi Bendungan Semantok dilaksanakan sejak 2017 dan terdiri dari dua paket pekerjaan.
Pekerjaan konstruksi Bendungan Semantok dilaksanakan sejak 2017 dan terdiri dari dua Paket pekerjaan.

Paket 1 dilaksanakan kontraktor PT Brantas Abipraya (Persero)–PT Pelita lewat sistem Kerja Sama Operasi (KSO) dengan anggaran Rp 939 miliar.

Baca juga: Jokowi Minta Basuki Bangun Bendungan Dukung Food Estate di NTT

Sedangkan untuk Paket 2 dikerjakan kontraktor pelaksana PT Hutama Karya (Persero)–PT Bangun Nusa (KSO) dengan anggaran sebesar Rp 876 miliar.

Setelah selesai konstruksi, semuanya akan dilanjutkan dengan pengisian bendungan (impounding) dengan memanfaatkan intensitas hujan pada musim basah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com