Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mudah Mempercepat Pengomposan Limbah Makanan Rumah Tangga

Kompas.com - 22/10/2022, 10:34 WIB
Nabilla Ramadhian,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHLH) mengungkapkan, limbah makanan berkontribusi sebanyak 40,18 persen pada 2020.

Sementara data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan, seperti dilansir Kompas.com, Minggu (13/3/2022), sebanyak 16 persen limbah makanan di dunia berasal dari rumah tangga, seperti makanan kadaluwarsa, tidak layak makan, atau tidak habis.

Baca juga: 6 Cara Mengurangi Limbah Makanan Rumah Tangga

Dengan kata lain, limbah makanan memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap pertambahan sampah, tidak hanya di Indonesia tetapi dunia.

Salah satu cara mengurangi limbah makanan rumah tangga adalah memanfaatkan sisa sayuran dan buah, bahkan potongan rumput, bagian tanaman yang telah dipangkas, daun, dan/atau ranting untuk membuat kompos.

Ilustrasi food waste atau limbah makananShutterstock/EchelonIMG Ilustrasi food waste atau limbah makanan

Seorang pegiat tanaman, Toto Compos, mengatakan, pengomposan limbah makanan bisa terjadi cukup lama, kecuali masyarakat menggunakan trik berikut ini.

“Limbah rumah tangga kan gado-gado ya. Ada kol, kacang panjang, sawi, dan lain-lain. Upayakan sampah jangan asal ditumupuk,” ujarnya di acara “Urban Farming Gaya Hidup Pemenuhan Pangan Milenial”, Kantor Benda Alam Yayasan KEHATI, Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Iris atau cacah limbah makanan

Beberapa orang mungkin langsung membuang sisa sayuran dan buah-buahan yang tidak bisa diolah, misalnya bagian kulit atau batang.

Ketika ingin menjadikannya sebagai kompos, sisa-sisa produk makanan tersebut langsung dimasukkan ke dalam wadah kompos dan ditutup.

Baca juga: Manfaat Kompos untuk Tanaman dan Bahan-bahan yang Bisa Digunakan

“Kalau daun jati, misalnya, udah hampir 1,5 bulan bentuknya tidak berubah (meski sudah kering). Lalu ada kulit pisang. Kalau ditaruh saja di kompos (dengan asal), seminggu juga enggak akan jadi kompos,” terang Toto.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com