Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seni Merapikan Tempat Tidur agar Terlihat Menarik dan Tidur Nyaman

Kompas.com - 28/04/2021, 16:16 WIB
Esra Dopita Maret

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tempat tidur menjadi salah satu area di rumah yang kerap berantakan meski telah dirapikan berkali-kali. Mendapati kondisi tempat tidur yang tidak tertata rapi memang bikin dongkol.

Entah itu, seprai dan sarung bantal yang terlepas, bantal yang berceceran, atau benda-benda yang berserakan di kasur, yang seharusnya bukan berada di tempat tidur. Padahal, kasur sebagai tempat tidur harus memberikan kenyamanan selain bersih dan rapi. 

Baca juga: Jangan Malas, Ini Segudang Manfaat Merapikan Tempat Tidur di Pagi Hari

Apalagi, kondisi tempat tidur atau kamar tidur sangat berpengaruh terhadap kualitas tidur dan kesehatan. Tempat tidur yang berantakan tentu membuat tidur menjadi terganggu, tak nyaman, serta tidak berkualitas. Begitu pun dapat menjadi sarang bakteri dan kuman berkumpul.

Selain itu, kerapian tempat tidur juga menjadi cerminan suasana hati serta menunjukkan kepribadiaan diri. Umumnya, mereka yang suasana hatinya tengah gelisah akan malas merapikan tidur. Begitu juga mereka yang berkepribadian urakan dan jorok akan malas membereskan tempat tidur. 

Baca juga: Mana yang Lebih Berkualitas, Tidur di Tempat Tidur Kecil atau Besar?

Merapikan tempat tidur tak cukup dengan trik saja, tapi juga punya seninya sendiri. Nah, berikut ini seni merapikan tempat tidur menurut para desainer interior dan ahli tempat tidur seperti dilansir dari laman The New York Times

Mulailah dari Seprai

Seprai adalah bagian utama tempat tidur. Mungkin Anda tidak merasa bahwa seprai punya pengaruh besar pada tempat tidur. Namun, kenyataannya seprai memiliki efek kenyamanan yang besar karena bersentuhan langsung dengan kulit ketika kita berbaring di kasur. Ada banyak pilihan seprai di pasaran dari yang berkualitas tinggi, sedang, sampai rendah. 

Baca juga: Seberapa Sering Sebaiknya Seprai Dicuci?

Anki Spets, pendiri perusahaan tempat tidur Area, mengatakan seprai kualitas tinggi cenderung memiliki bahan yang dapat bernapas dengan baik dan menyerap kelembapan sehingga terasa sejuk.

“Sedangkan seprai dengan kualitas rendah mungkin memiliki bahan yang lebih tebal dan lebih hangat, bahkan terasa kasar di kulit,” kata Spets.

Seprai berkualitas tinggi paling sering menggunakan material katun seperti perkale, satin, atau linen. Seprai katun perkale merupakan tenunan polos dengan tampilan dan nuansa yang relatif matte. “Ini adalah bahan yang sangat bernapas, agak kering, dan sejuk saat disentuh.” 

Baca juga: Simak, Trik Melembutkan Seprai

Spets mengatakan perkale terasa lebih sejuk daripada satin. Bahan perkale populer dengan orang-orang yang sering merasa kepanasan di balik selimut. Sementara seprai satin ditenun untuk memberikan kesan sutera dan mewah.

“Ini (satin) memiliki hasil akhir yang jauh lebih halus. Sangat lembut, sangat menarik saat Anda menyentuhnya. Namun, satin bisa merasa sedikit lebih hangat untuk tidur, jadi Anda harus tahu apa yang Anda suka.” 

Baca juga: Cara Membersihkan Kasur yang Terendam Banjir

Tambahkan Lapisan untuk Kehangatan

Ada dua strategi dasar untuk menghadirkan kehangatan di tempat tidur. Pertama, menambahkan selimut atau menggunakan bedspread, kain penutup tempat tidur. Kedua, mengombinasikan dengan selimut.

Selama bertahun-tahun, selimut bulu angsa, yang dibungkus dengan selimut, telah menjadi keharusan. Selimut ini sangat lembut, nyaman, dan pandai mengatur suhu sehingga banyak orang meninggalkan seprai mereka sama sekali. 

Baca juga: Ketahui, Umur Kasur Sesuai dengan Jenisnya

Nah, apabila tidak ingin menggunakan seprai, Anda dapat menambahkan lapisan untuk kehangatan di tempat tidur seperti memakai kain penutup selimut. Pilih kain yang memiliki material dan kegunaan yang sama dengan seprai.

Tambahkan Bantal

Tidur tanpa bantal tentu kurang nikmat. Selain membuat tidur lebih nyaman, bantal juga dapat menjadi elemen dekorasi yang membuat tempat tidur terlihat lebih rapi dan cantik.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com