Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilu Warga Gaza Sambut Idul Fitri 2024 dengan Kekurangan Makanan dan Rumah Jadi Puing-puing...

Kompas.com - 09/04/2024, 16:39 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP,Reuters

 

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Ketika bersiap menyambut Idul Fitri 2024 pada Rabu (10/4/2024), warga Gaza yang kembali ke Kota Khan Younis dihadapkan pada rumah mereka yang telah menjadi gundukan puing-puing.

"Saya datang untuk melihat rumah saya, hanya untuk menemukan rumah saya hancur dan menjadi tumpukan puing-puing," kata Ummu Ahmad al-Fagawi setelah kembali ke Khan Younis dari Rafah, Selasa (9/4/2024).

Ia pun mengaku terkejut dengan kondisi yang disebabkan oleh serangan Israel tersebut.

Baca juga: Mesir Jadi Tuan Rumah Perundingan Baru Usai Pasukan Israel Pergi dari Gaza Selatan

"Saya terkejut dengan apa yang saya lihat. Semua rumah hancur, bukan hanya rumah saya tetapi juga semua rumah tetangga," ucap Ahmad, sebagaimana dikutip dari Kantor berita AFP.

Seorang pengungsi lain mengatakan, bahwa dirinya kembali untuk menemukan tempat yang hancur. 

"Tidak ada air, tidak ada listrik, tidak ada tiang, tidak ada tembok, dan tidak ada pintu, tidak ada apa-apa. Gaza bukan Gaza lagi," katanya. 

Penarikan pasukan dari Khan Younis dilakukan ketika Israel menghadapi tekanan internasional luar biasa untuk menghentikan perangnya dan mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.

Warga Gaza hadapi kekurangan makanan

Badan-badan bantuan melaporkan, serangan Israel sejak Oktober lalu telah mendorong Gaza ke ambang kelaparan.

Meski sejumlah bantuan mulai mengalir, kekurangan makanan masih terjadi hingga hari menjelang Lebaran 2024.

Idul Fitri di Gaza diperkirakan akan jatuh pada Rabu, tetapi hanya sedikit yang bisa membuat warga Palestina bergembira tahun ini.

Baca juga: Turkiye Mulai Berlakukan Pembatasan Perdagangan terhadap Israel, Apa Saja Produknya?

Warga Palestina di Gaza mengatakan, pasokan tambahan masih belum cukup untuk meringankan kondisi yang sulit karena hampir semua penduduk mengungsi dari rumah masing-masing.

"Tidak ada cukup makanan. Saya belum menerima kotak kardus bantuan dalam dua bulan. Kemarin kami mendapatkan satu kotak yang tidak akan cukup untuk saya atau anak-anak saya dan 18 orang lainnya bersama kami," kata seorang warga, Fayez Abdelhadi di kamp pengungsian, dikutip dari Reuters.

Dia mengatakan, pengiriman bantuan juga tidak memiliki persediaan kebersihan dasar seperti sabun dan deterjen.

Padahal kehancuran besar-besaran telah memicu krisis kesehatan masyarakat dengan sedikitnya air bersih dan penyakit yang merajalela.

Umm Mohammed Hamad, seorang perempuan di kamp yang telah mengungsi dari rumahnya di Beit Hanoun di Gaza utara, becerita telah tinggal di tempat penampungan PBB di sana selama hampir dua bulan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com