Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komite HAM PBB Rilis Temuan Memprihatinkan di 7 Negara Termasuk Indonesia

Kompas.com - 01/04/2024, 11:24 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KOMPAS.com - Komite Hak Asasi Manusia (HAM) PBB pada Kamis (28/3/2024) merilis temuan memprihatinkan di tujuh negara termasuk Indonesia.

Adapun keenam negara lainnya adalah Chile, Guyana, Namibia, Serbia, Somalia, dan Kerajaan Inggris Raya serta Irlandia Utara.

"Temuan-temuan tersebut berisi keprihatinan utama dan rekomendasi Komite mengenai implementasi Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, serta aspek-aspek positifnya," tulis Komite HAM PBB di siaran persnya.

Baca juga: Israel Tolak Resolusi Gencatan Senjata DK PBB, Lalu Apa Selanjutnya?

Berikut adalah paparan temuan dari pemeriksaan Komite HAM PBB.

1. Indonesia

Komite HAM PBB menyatakan penyesalannya atas kurangnya informasi mengenai beberapa kasus, seperti pembebasan pensiunan mayor militer Isak Sattu dan investigasi pelanggaran-pelanggaran HAM di masa lalu.

Indonesia kemudian diminta memperkuat upaya mengakhiri impunitas dan meminta pertanggungjawaban pelaku atas pelanggaran yang dilakukan sebelumnya.

Saran yang diberikan Komite adalah menjamin independensi mekanisme akuntabilitas peradilan dan non-peradilan, menyelidiki semua pelanggaran, memberikan perawatan penuh kepada para korban, dan memastikan lembaga-lembaga penegak hukum menindaklanjuti temuan Komnas HAM.

Pemilu 2024 turut disorot Komite HAM PBB terkait keputusan Mahkamah Konstitusi yang menurunkan usia minimum kandidat.

Indonesia pun didesak menjamin pemilu yang bebas dan transparan, mendorong pluralisme politik sejati, menjamin independensi komisi pemilu, merevisi ketentuan hukum yang membatasi, memastikan Tempat Pemungutan Suara (TPS) dapat diakses, dan mencegah pengaruh yang tidak semestinya dari pejabat tinggi.

Baca juga: Pemilu Indonesia 2024, Pemilu Terbesar di Dunia yang Digelar dalam Sehari

2. Chile

Negara Amerika Latin ini disebut melakukan sejumlah besar pelanggaran HAM akibat penggunaan kekuatan dan kebrutalan yang tidak proporsional serta sewenang-wenang oleh polisi dan angkatan bersenjata.

Komite menyambut baik langkah-langkah Chile mewujudkan kesetaraan gender, tetapi khawatir karena tidak ada undang-undang diskriminasi komprehensif yang secara eksplisit menjamin prinsip kesetaraan perempuan dan laki-laki.

Chile pun diminta menyelesaikan persoalan-persoalan itu, serta meningkatkan partisipasi perempuan dalam kehidupan politik dan publik, juga menghilangkan kesenjangan upah antara pria dan wanita.

3. Guyana

Kurangnya pengakuan hak-hak masyarakat adat atas tanah dan wilayah serta kurangnya kemajuan dalam amendemen Undang-undang Amerindian menjadi keprihatinan Komite HAM PBB.

Selain itu, aktivitas pertambangan yang tidak diatur secara memadai di wilayah Amerindian menyebabkan degradasi lingkungan dan mengancam kesehatan serta cara hidup tradisional masyarakat Amerindian.

Guyana diminta mempercepat revisi UU Amerindian 2006 untuk menjamin hak-hak masyarakat adat guna menempati, memiliki, menggunakan, dan mengembangkan tanah, wilayah, serta sumber daya tradisional mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com