Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat PBB: Miris, Tak Ada Lagi Bayi Lahir Berukuran Normal di Gaza

Kompas.com - 16/03/2024, 07:17 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

YERUSALEM, KOMPAS.com - Perang Israel-Hamas di Jalur Gaza Palestina membawa dampak luar biasa bagi masyarakatnya. Tak terkecuali kondisi ibu dan bayi.

Para dokter melaporkan bayi baru lahir dalam kondisi kecil dan sakit-sakitan, ada pula bayi lahir mati, dan perempuan terpaksa menjalani operasi caesar tanpa anestesi yang memadai.

Hal itu diungkapkan Dominic Allen, perwakilan Dana Kependudukan PBB (UNFPA) untuk program tersebut pada Jumat (15/3/2024).

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Israel Tembaki Warga Gaza Lagi | Kantor Pos Antartika Buka Loker, Tugasnya Hitung Penguin

"Saya secara pribadi meninggalkan Gaza minggu ini karena miris terhadap satu juta perempuan dan anak perempuan di Gaza. Terutama pada 180 perempuan yang melahirkan setiap hari," kata Allen dalam konferensi pers video dari Yerusalem, dikutip dari AFP pada Sabtu (16/3/2024).

"Para dokter melaporkan bahwa mereka tidak lagi melihat bayi berukuran normal," tutur Allen setelah mengunjungi rumah sakit yang masih menyediakan layanan bersalin di bagian utara Gaza, di mana kebutuhan akan bayi sangat besar.

Ia juga mengatakan bahwa petugas medis lebih banyak melihat bayi lahir mati dan lebih banyak kematian neonatal, yang sebagian disebabkan oleh malnutrisi, dehidrasi, dan komplikasi.

Dijelaskan bahwa jumlah persalinan yang rumit ini kira-kira dua kali lipat dibandingkan sebelum perang dengan Israel dimulai. Di mana para ibu mengalami stres, ketakutan, kurang makan dan kelelahan.

"Kami mendapat laporan mengenai ketersediaan anestesi yang tidak mencukupi untuk operasi caesar, yang sekali lagi tidak terpikirkan," ungkap dia.

Baca juga: Pesan Ramadhan Raja Salman: Kejahatan Keji di Gaza Harus Diakhiri

"Para ibu itu harus merangkul anak-anak mereka dan anak-anak itu tidak boleh dibungkus dalam kantong mayat," imbuhnya.

Dijelaskan bahwa Israel membela kebijakan-kebijakannya ketika mereka mengejar tujuan menghancurkan Hamas, dengan mengatakan bahwa PBB harus mengirim lebih banyak bantuan ke wilayah yang dilanda perang tersebut.

Israel juga menolak laporan-laporan dari PBB dan LSM-LSM bahwa inspeksi Israel yang rumit menghalangi makanan dan kebutuhan pokok lainnya.

Allen mengatakan pihak berwenang Israel telah menolak mengizinkan beberapa pengiriman pasokan UNFPA, seperti peralatan untuk bidan, atau telah menghapus pasokan seperti senter dan panel surya.

"Ini adalah mimpi buruk yang lebih dari sekedar krisis kemanusiaan. Ini adalah krisis kemanusiaan yang melebihi bencana besar," tutur dia.

Allen juga mengaku sangat sedih dan prihatin ketikan dia melihat langsung kondisi di Jalur Gaza Palestina yang sedang dilanda perang dan krisis kemanusiaan.

Setiap orang yang dia temui atau ajak bicara terlihat kurus dan kelaparan. Masyarakat Gaza juga mengalami kelelahan karena perjuangan sehari-hari untuk bertahan hidup.

Baca juga: Kapal Militer AS Bangun Pelabuhan Terapung di Lepas Pantai Gaza

Di salah satu pos pemeriksaan militer, katanya, dia melihat seorang anak laki-laki yang tampaknya berusia sekitar lima tahun berjalan dengan tangan terangkat tinggi, jelas ketakutan, sementara kakak perempuannya mengikuti di belakang sambil memegang bendera putih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com