Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Bertopeng di Gaza Berpatroli Jaga Stabilitas Harga Pasar

Kompas.com - 29/02/2024, 16:27 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Sekelompok orang bersenjata dan bertopeng di Gaza Palestina melakukan patroli untuk menjaga stabilitas harga di pasar.

Hal itu dilakukan agar para pedagang tidak mengambil keuntungan di Rafah yang kini dihuni oleh banyak pengungsi Palestina.

Perang Israel-Hamas sejak 7 Oktober 2023 menjadikan harga-harga di Gaza melonjak dan bantuan kemanusiaan yang masuk jumlahnya terbatas.

Baca juga: Banyak Kelaparan, Kematian akibat Perang di Gaza Hampir 30.000 Orang

Foto-foto di media sosial menunjukkan pria-pria bertopeng dengan tudung menutupi kepala, berdiri di samping kios-kios pasar.

Dalam salah satu foto, dua pria memegang senapan serbu. Di foto lainnya, enam pria mengacungkan tongkat.

Para pria yang memegang tongkat juga mengenakan ikat kepala dengan tulisan dalam bahasa Arab berbunyi "Komite Perlindungan Publik".

Seorang pria yang menggambarkan dirinya sebagai anggota kelompok tersebut mengatakan kepada Reuters melalui telepon.

Menurutnya, tindakan itu diperlukan untuk menegakkan hukum dan ketertiban karena polisi tidak lagi berpatroli di jalan-jalan setelah menjadi sasaran serangan pasukan Israel.

Baca juga: PBB Khawatirkan Hal Ini Jika Israel Bersiap Serang Rafah

"Tindakan mereka itu tujuannya untuk memantau harga dan menghukum mereka yang mengeksploitasi kebutuhan masyarakat," kata pria yang enggan disebutkan namanya tersebut dikutip dari Reuters pada Kamis (29/2/2024).

Mohammad Abuemad (24), seorang lulusan universitas yang meninggalkan rumahnya di Kota Gaza pada awal perang dan sekarang tinggal di tenda melihat patroli di pasar Rafah.

Dia mengatakan bahwa polisi sebelumnya menjaga di Rafah, tetapi kemudian menjadi serangan pasukan Israel.

Tugas polisi ialah bertanggung jawab mengatur antrian panjang di luar toko roti, supermarket, dan bank.

Namun ia juga mengaku prihatin dengan munculnya pria bertopeng yang menegakkan ketertiban umum.

"Mungkin mereka baik, tapi kami berharap mereka bertindak adil terhadap masyarakat," ujarnya.

Baca juga: Serangan Israel di Rafah Makin Intensif, Sekeluarga Tewas di Rumahnya

"Kami lebih suka perang berakhir sehingga kepolisian yang sebenarnya bisa kembali," harap Abuemad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com