Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Generasi Muda di China Enggan Rayakan Imlek

Kompas.com - 10/02/2024, 22:00 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

BEIJING, KOMPAS.com - “Kalau saya punya pilihan, saya pasti tidak akan pulang ke rumah,” kata Yuwen, pria berusia 33 tahun yang telah menganggur selama lebih dari enam bulan, beberapa hari menjelang Tahun Baru Imlek yang jatuh pada Sabtu (10/2/2024).

Hampir 380 juta warga China yang tinggal jauh dari kampung halaman hanya pulang ke rumah satu kali setiap tahunnya —dan Tahun Baru China, festival paling penting untuk reuni keluarga, adalah waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut.

Itu sebabnya perjalanan berbondong-bondong pulang ke kampung halaman—yang dikenal sebagai chunyun oleh warga China—merupakan migrasi massal terbesar di dunia setiap tahunnya.

Baca juga: Asal-usul Tahun Baru Imlek dan Makna Tahun Naga Kayu

Pihak berwenang memperkirakan, akan ada sembilan miliar perjalanan pada perjalanan mudik untuk merayakan tahun naga kali ini.

Kendati begitu, Yuwen mengaku cemas dengan perjalanan mudiknya karena khawatir akan ditanyai kerabatnya tentang segala aspek hidupnya—termasuk situasi pekerjaan, seperti gaji dan tunjangan.

Orangtuanya paham betul dengan kondisinya saat ini yang tak memiliki pekerjaan dan tidak memberikan tekanan terlalu banyak terhadapnya, tetapi keluarga besarnya tak tahu apa-apa.

Orangtuanya setuju Yuwen akan berbohong bahwa dia masih memiliki pekerjaan lamanya.

Yuwen hanya akan bertemu kerabatnya di rumah selama tiga hari—biasanya dia akan menghabiskan waktu lebih dari sepekan bersama mereka.

“Ini akan segera berakhir,” katanya.

Di platform media sosial populer seperti Xiaohongshu dan Weibo, ratusan anak muda menulis bahwa mereka tidak akan pulang untuk merayakan Imlek. Seperti Yuwen, beberapa dari mereka baru-baru ini menjadi pengangguran.

Lebih dari satu dari lima orang berusia antara 16 dan 24 tahun di perkotaan adalah pengangguran, menurut data resmi bulan Juni 2023.

Pemerintah China menunda rilis data pengangguran kaum muda hingga bulan lalu. Angka pengangguran sekarang mencapai 14,9 persen—tetapi data tersebut tidak termasuk siswa.

Keramaian wisatawan saat perayaan Imlek di China adalah migrasi massal terbesar di dunia setiap tahunnya.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Keramaian wisatawan saat perayaan Imlek di China adalah migrasi massal terbesar di dunia setiap tahunnya.
Setelah mengalami pertumbuhan yang sangat besar selama beberapa dekade, perekonomian China melambat dan pemulihan pasca-Covid yang ditunggu-tunggu belum terwujud. Pasar properti di negara ini anjlok dan utang pemerintah daerah meningkat.

Namun, krisis kepercayaan mungkin merupakan masalah yang paling pelik—para investor khawatir bahwa kepemimpinan China akan memprioritaskan kendali partai atas pembangunan ekonomi.

Di bawah pemerintahan Xi Jinping, sejumlah tindakan keras terhadap perusahaan swasta dilakukan—mulai dari perusahaan teknologi hingga bimingan belajar privat.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com