Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Muka Air Terusan Panama Turun akibat Kekeringan...

Kompas.com - 28/01/2024, 09:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Editor

Penulis: VOA Indonesia

PANAMA, KOMPAS.com - Kekeringan parah yang dimulai pada tahun lalu memaksa otoritas mengurangi hingga sepertiga jumlah kapal yang melintasi Terusan Panama, salah satu rute perdagangan paling penting dunia.

Upaya pengurangan kembali jumlah kapal yang melintas di Terusan Panama yang diumumkan oleh otoritas di Panama pada Rabu (24/1/2024) pekan lalu, dilakukan untuk menghadapi pukulan ekonomi lebih besar yang telah diperkirakan sebelumnya.

Pengelola Terusan Panama, Ricaurte Vasquez, saat ini memperkirakan bahwa penurunan muka air akan menimbulkan beban biaya bagi pihaknya, antara 500 juta dollar AS hingga 700 juta AS dollar (sekitar Rp 7,8 triliun hingga Rp 11 triliun) pada 2024.

Baca juga: Dilanda Kekeringan, Terusan Panama Batasi Akses Setahun

Itu jauh lebih besar dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya, yakni sekitar 200 juta dollar AS atau setara Rp 3,15 triliun dengan kurs saat ini.

“Kekeringan semacam ini adalah isu global. Hal ini terjadi juga di sungai Mississippi, sungai Rhine, Amazon, dan Yangtze, secara umum semua rute hujan di seluruh dunia terdampak. Dan tentu saja, seperti yang sudah kami katakan dalam beberapa tahun ini, Terusan Panama mengalami kerugian fundamental, dank arena ini merupakan satu-satunya rute perdagangan global di dunia yang dioperasikan di perairan tawar,” kata Vasquez.

Salah satu kekeringan paling parah yang pernah terjadi, menghantam negara di Amerika Tengah ini, dan menyebabkan kekacauan di rute maritim sepanjang 80 kilometer tersebut.

Dengan dampak lanjutan kemacetan arus pelayaran dan menimbulkan keraguan terhadap kemampuan kanal ini untuk melayani pelayaran internasional.

Pekan lalu, Vasquez mengatakan bahwa otoritas pengelola terusan akan mengurangi penyeberangan kapal harian menjadi 24, turun dari 38 dalam satu hari yang normal tahun lalu.

Baca juga: 10 Jalur Air Penting Terkenal di Dunia, Terusan Suez hingga Terusan Panama

Vasquez mengatakan, bahwa pengelolaan sungai yang lebih efisien dan kenaikan curah hujan pada November tahun lalu setidaknya memastikan bahwa tinggi permukaan air cukup bagi 24 kapal untuk lewat setiap harinya hingga akhir April tahun ini, yang merupakan awal musim hujan selanjutnya.

Otoritas Terusan Panama mengaitkan kekeringan ini dengan fenomena cuaca El Nino dan perubahan iklim, dan memperingatkan bahwa penting bagi Panama untuk menemukan sumber mata air baru baik untuk operasional terusan maupun konsumsi manusia.

Danau yang menjadi sumber air bagi terusan ini sekaligus juga menyediakan air bersih bagi lebih dari 50 persen populasi negara ini yang mencapai lebih dari 4 juta orang.

“Kekeringan adalah isu global, seluruh jalur pelayaran air tawar terdampak,” tambah Vasquez.

Ilya Espino de Marotta, deputi administrator Terusan Panama mengatakan, pihaknya terpaksa menurunkan jumlah kapal yang menyeberang menjadi 24 untuk menjamin kedalaman air tetap di angka 13,4 meter.

Pembatasan penyeberangan kapal ini akan diberlakukan hingga akhir musim panas depan, pada sekitar Mei.

Baca juga: Jasad Awak Kapal yang Tenggelam dalam Kecelakaan di Terusan Suez Ditemukan

Jumlah penduduk terus bertambah, maka kami membangun lebih banyak pusat pengelolaan air bersih. Jumlah kapal juga bertambah, kami memperluas terusan,” kata Marotta.

“Dan apa langkah-langkah yang kami ambil untuk operasional terusan yang diperlebar itu? Tentu menambah kedalaman air untuk meningkatkan level operasional dari danau Gatun, yang memungkinkan kami menyimpan air dengan kedalaman 60 cm lebih dari level biasa, dan kami juga memanfaatkan tangki penyimpan air. Kami menyadari bahwa di tahun yang begitu kering, langkah-langkah ini tidaklah cukup. Jadi, kami harus mencari jalan keluar lebih banyak,” tambahnya.

Manajer Umum Institut Hidrologi dan Meteorologi Panama, Luz Graciela de Calzadilla mengutip publikasi lembaga Administrasi Nasional Kelautan dan Atmosfer AS (National Oceanic and Atmospheric Administration/NOAA), bahwa fenomena El Nino akan terus berlanjut dengan karakteristik kuat, dengan 80 persen kemungkinan berlangsung selama Februari, Maret dan April.

“Konsekuensinya adalah bahwa sejak Juni tahun lalu, kami memiliki deficit curah hujan berturut-turut, di setiap bulan, di seluruh wilayah negeri ini,” kata Calzadilla. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com