Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Uji Coba Rudal Balistik Jarak Menengah Berbahan Bakar Padat

Kompas.com - 15/01/2024, 13:10 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara pada Senin (15/1/2024) pagi melaporkan kesuksesan uji coba rudal balistik jarak menengah berbahan bakar padat, menurut kantor berita pemerintah KCNA.

Dikutip dari kantor berita AFP, kabar ini juga membenarkan laporan sebelumnya dari Korea Selatan.

KCNA menambahkan, rudal yang ditembakkan pada Minggu (14/1/2024) sore ini dilengkapi hulu ledak terkontrol yang dapat bermanuver hipersonik.

Baca juga: Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik ke Laut Jepang

Tujuan peluncuran tersebut adalah untuk memverifikasi karakteristik peluncuran dan manuver dari hulu ledak, dan keandalan mesin bahan bakar padat multi-tahap berdaya dorong tinggi yang baru dikembangkan, lanjutnya.

Menurut KCNA, uji coba ini tidak pernah memengaruhi keamanan negara tetangga mana pun dan tidak ada hubungannya dengan situasi regional.

Namun, uji coba ini terjadi hanya beberapa hari setelah Pyongyang melakukan latihan tembak di dekat perbatasan maritim yang tegang dengan Korea Selatan.

Baca juga:

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan pada Minggu (14/1/2024) melaporkan, rudal Korut terbang menuju Laut Timur dengan menempuh jarak sekitar 1.000 kilometer.

Ia menambahkan otoritas di Seoul, Washington, dan Tokyo sedang menganalisis spesifikasinya.

Sebelum ini, rudal terakhir yang diuji coba Korea Utara adalah balistik antarbenua berbahan bakar padat (ICBM) Hwasong-18, ditembakkan ke Laut Timur pada 18 Desember 2023.

Baca juga: 5 Misteri Kim Jong Un, Pemimpin Tertinggi Korea Utara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com