Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analis: Pemerintah China "Bersih-bersih" Para Jenderal yang Korupsi

Kompas.com - 01/01/2024, 11:22 WIB
Albertus Adit

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah China di bawah pimpinan Xi Jinping sedang melakukan "bersih-bersih" terhadap para jenderal yang melakukan korupsi.

Hal ini dilakukan sebagai upaya modernisasi militer China di tengah ketegangan geopolitik.

Seperti diberitakan Straits Times pada Minggu (31/12/2023), para anggota parlemen terkemuka China memecat sembilan perwira senior militer dari badan legislatif nasional pada 29 Desember 2023.

Baca juga: Kapal Induk Terbesar AS akan Tinggalkan Laut Mediterania Timur

Para jenderal itu banyak yang berasal dari pasukan roket cabang utama Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) yang mengawasi rudal taktis dan nuklir.

Pembersihan ini merupakan kemunduran bagi Presiden China Xi Jinping, yang telah menggelontorkan miliaran dolar untuk membeli dan mengembangkan peralatan sebagai upaya modernisasinya untuk membangun militer “kelas dunia” pada tahun 2050.

Tetapi, jatuhnya para jenderal dan pemasok peralatan militer baru-baru ini telah merusak upaya modernisasi tersebut.

Bahkan menimbulkan pertanyaan, apakah ada pengawasan yang memadai atas investasi militer besar-besaran itu ketika China bersaing dengan Amerika Serikat, termasuk Taiwan dan Korea Selatan.

Sejak Xi Jinping mengambil alih kekuasaan pada 2012, ia telah memulai tindakan keras anti-korupsi secara luas di kalangan pejabat Partai Komunis dan pemerintah, salah satu target utamanya ialah PLA.

Sembilan jenderal PLA yang dicopot dari badan legislatif berasal dari beberapa divisi militer, yakni:

  • tiga orang adalah mantan komandan atau wakil komandan Pasukan Roket PLA
  • satu adalah mantan panglima Angkatan Udara
  • satu lagi adalah komandan Angkatan Laut yang bertanggung jawab atas Laut Cina Selatan
  • empat petugas yang bertanggung jawab atas peralatan.

Baca juga: UPDATE Gempa China: 135 Orang Tewas, Cuaca Dingin Masih Jadi Kendala

"Ini adalah tanda yang jelas bahwa mereka sedang disingkirkan," kata Dr. Andrew Scobell, peneliti terkemuka untuk Tiongkok di Institut Perdamaian AS.

China tidak menjelaskan mengapa para jenderal dicopot. Namun beberapa analis mengatakan bukti-bukti tersebut menunjukkan adanya korupsi dalam pengadaan peralatan oleh Pasukan Roket PLA.

"Akan lebih banyak yang dicopot. Pembersihan yang berpusat pada Pasukan Roket belum berakhir," kata Associate Professor Alfred Wu dari Lee Kuan Yew School of Public Policy di Singapura.

Jenderal Wei Fenghe, mantan menteri pertahanan yang pernah memimpin Pasukan Roket, juga menghilang.

Ketika ditanya keberadaannya, juru bicara Kementerian Pertahanan China mengatakan pada Agustus bahwa militer tidak menoleransi korupsi.

Penggantinya, Jenderal Li Shangfu, tiba-tiba dicopot dari jabatan menteri pertahanan pada Oktober tanpa penjelasan usai menghilang selama berbulan-bulan.

Halaman:

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com