AMMAN, KOMPAS.com - Para pemimpin negara-negara Arab pada Sabtu (4/11/2023) mendesak gencatan senjata segera dalam serangan militer Israel di Gaza.
Mereka menekan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken untuk meyakinkan Israel agar memberlakukan hal tersebut.
Tetapi, ia mengatakan penghentian seperti itu sekarang hanya akan memungkinkan militan kelompok Hamas untuk berkumpul kembali dan menyerang Israel lagi.
Baca juga: Erdogan Serukan Gencatan Senjata Segera Israel dan Hamas
Dalam perselisihan publik yang jarang terjadi pada konferensi pers di Amman, Menlu Yordania dan Mesir, yang berdiri di samping Blinken, berulang kali mendorong penghentian permusuhan.
Mereka mengatakan kematian ribuan warga sipil di Gaza tidak dapat dibenarkan sebagai pembelaan diri.
Mereka juga menolak untuk membahas secara mendalam apa yang akan terjadi selanjutnya untuk Gaza, kapan dan jika Hamas digulingkan.
Mereka menegaskan bahwa fokus utama haruslah pada upaya untuk membangun gencatan senjata.
Blinken melakukan perjalanan keduanya ke wilayah tersebut sejak Israel dan Hamas berperang pada 7 Oktober.
Perang Hamas-Israel pecah setelah ketika kelompok militan Palestina itu menyerbu Israel dari Gaza yang diklaim para pejabat Israel menewaskan 1.400 orang, dan lebih dari 240 lainnya disandera.
Sementara, pejabat Kementerian Jesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan lebih dari 9.250 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel sejak saat itu.
Militer Israel telah menyerang Gaza dari udara, melakukan pengepungan dan melancarkan serangan darat, sehingga menimbulkan kekhawatiran global terhadap kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut.
Baca juga: Komisaris Jenderal PBB Terus Desak Gencatan Senjata di Gaza
Makanan di Gaza kini langka dan operasional layanan medis terhenti.
Meningkatnya jumlah kematian warga sipil di Gaza telah meningkatkan seruan internasional untuk gencatan senjata, tetapi AS, seperti Israel, sejauh ini mengabaikannya.
AS hanya berusaha membujuk Israel untuk memberlakukan jeda pertempuran, sebuah gagasan yang ditolak oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah bertemu dengan Blinken pada Jumat (3/11/2023)..
“Gencatan senjata sekarang hanya akan membuat Hamas tetap bertahan, mampu berkumpul kembali dan mengulangi apa yang dilakukannya pada 7 Oktober,” kata Blinken.