Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Bersikukuh Tak Ada Gencatan Senjata di Gaza

Kompas.com - 16/10/2023, 17:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

YERUSALEM, KOMPAS.com - Israel bersikukuh tak ada gencatan senjata di Jalur Gaza untuk saat ini.

Israel pada Senin (16/10/2023) membantah laporan tentang adanya gencatan senjata sementara di Gaza yang memungkinkan warga negara asing melarikan diri dari sana ke negara tetangga, Mesir.

Laporan-laporan media mengatakan bahwa Israel, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) telah sepakat bahwa penyeberangan Rafah antara Gaza dan Mesir akan dibuka selama beberapa jam pada Senin, untuk memungkinkan warga negara asing mengungsi dan barang-barang bantuan masuk.

Baca juga: Bantuan untuk Gaza Tertahan di Mesir Setelah Penyeberangan Rafah Ditutup

Tetapi, dalam sebuah pernyataan, kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa saat ini tidak ada gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan di Gaza sebagai ganti atas keluarnya warga negara asing.

Kerumunan orang yang ingin meninggalkan Gaza padahal sudah berkumpul di perbatasan Rafah, setelah laporan sebelumnya menyatakan bahwa perbatasan tersebut dapat dibuka kembali untuk sementara.

"Tidak ada gencatan senjata dan kami terus melanjutkan kegiatan operasional kami," kata juru bicara Militer Israel Daniel Hagari kepada para wartawan, sebagaimana dikutip dari AFP.

Izzat al-Rishq, kepala kantor media Hamas, juga mengatakan bahwa "tidak ada kebenaran" pada laporan media tentang gencatan senjata di Gaza.

Janji Militer Israel

Sementara itu, Militer Israel  mengatakan, akan menahan diri untuk tidak menyerang dua jalan di Jalur Gaza yang ditandai bagi penduduk untuk bergerak ke selatan dan menghindari kemungkinan serangan darat.

"IDF (Pasukan Pertahanan Israel) akan menahan diri untuk tidak menargetkan poros yang telah ditentukan dari pukul 08.00 hingga 12.00," kata juru bicara militer Avichay Adraee di X, yang sebelumnya adalah Twitter.

Baca juga: Israel Ulangi Perintah Penduduk Gaza Pergi ke Selatan, Sebut Akan Ada Aktivitas Militer Signifikan

"Demi keselamatan Anda, manfaatkanlah waktu yang singkat ini untuk bergerak ke selatan dari utara jalur dan Kota Gaza," tambahnya.

Juru bicara militer Israel Jonathan Conricus berjanji dalam sebuah pernyataan terpisah bahwa dua jalan yang ditetapkan "akan aman untuk digunakan" selama periode tersebut.

Kepala bantuan PBB Martin Griffiths menyampaikan harapan untuk mendapatkan bantuan melalui penyeberangan Rafah ke Gaza untuk "membantu jutaan orang yang telah pindah ke selatan dan juga mereka yang sudah tinggal di sana".

Sebuah serangan mendadak pada 7 Oktober oleh Hamas dari Jalur Gaza ke komunitas selatan Israel dilaporkan telah menewaskan lebih dari 1.400 orang, dan serangan udara Israel ke Gaza sejak saat itu telah menewaskan sekitar 2.750 orang di wilayah Palestina.

Diperkirakan satu juta orang telah mengungsi di dalam Gaza, demikian ungkap badan PBB yang membantu para pengungsi Palestina.

Israel juga telah melakukan serangan udara di bagian selatan Gaza, tepatnya di daerah Khan Yunis dan Rafah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com