Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis Kerahkan 7.000 Tentara, Imbas Situasi Panas Timur Tengah

Kompas.com - 15/10/2023, 08:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

PARIS, KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron pada hari Sabtu (14/10/2023) mengerahkan hingga 7.000 tentara untuk meningkatkan patroli keamanan.

Ini menyusul peringatan bom yang memaksa evakuasi museum Louvre, sehari setelah seorang guru terbunuh dalam sebuah serangan.

Perancis berada dalam siaga keamanan tertinggi pada Jumat (13/10/2023) setelah seorang pria berusia 20 tahun menikam seorang guru dan melukai dua orang lainnya di sebuah sekolah di kota Arras, Perancis utara.

Baca juga: AS, Inggris, Perancis, Jerman, dan Italia Nyatakan Dukungan pada Israel

Dilansir dari Reuters, Museum Louvre, Istana Versailles dan stasiun kereta api Gare de Lyon di Paris dievakuasi pada Sabtu setelah menerima peringatan bom, yang ternyata hanya alarm palsu, kata Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin.

Ia menolak untuk mengomentari penyelidikan atas serangan Arras, namun mengatakan bahwa situasi mulai memanas setelah peristiwa di Timur Tengah, di mana Israel melakukan serangan militer terhadap Hamas.

"Kami pikir geopolitik yang benar-benar menjijikkan telah memungkinkan sejumlah orang untuk mengambil tindakan atas nama agama secara radikal," kata Darmanin dalam sebuah konferensi pers.

Kantor Macron mengatakan bahwa para tentara akan dikerahkan pada Senin (16/10/2023) malam hingga pemberitahuan lebih lanjut sebagai bagian dari operasi keamanan yang sedang berlangsung di pusat-pusat kota besar dan lokasi-lokasi wisata.

Peringatan keamanan terbaru ini muncul saat Preancis menjadi tuan rumah Piala Dunia Rugby dan kurang dari setahun sebelum Paris menyambut Olimpiade, yang mencakup rencana upacara pembukaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di luar stadion dan parade di sepanjang sungai Seine.

Darmanin mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa 3.500 polisi akan dikerahkan pada akhir pekan ini untuk mengamankan pertandingan serta melindungi situs-situs Yahudi.

Perancis telah menjadi sasaran serangkaian serangan selama bertahun-tahun, yang terburuk adalah serangan simultan oleh orang-orang bersenjata dan pengebom bunuh diri di tempat-tempat hiburan dan kafe-kafe di Paris pada November 2015.

Baca juga: Perancis Tak Temukan Wabah Kutu Busuk Paris Masuk Transportasi Umum

Darmanin mengatakan 189 tindakan anti-Semit telah diidentifikasi sejak pekan lalu dan 65 penangkapan telah dilakukan, dan menambahkan bahwa beberapa asosiasi pro-Hamas akan dibubarkan.

Perancis telah melarang protes pro-Palestina dan sembilan orang ditangkap dalam sebuah demonstrasi kecil di Paris yang menentang larangan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com