LONDON, KOMPAS.com - Para pemimpin Inggris, Amerika Serikat, Perancis, Jerman, dan Italia telah merilis pernyataan bersama yang menyatakan apa yang disebut dukungan yang teguh dan bersatu untuk negara Israel. Mereka juga memberi kecaman tegas terhadap Hamas.
Pernyataan tersebut dikeluarkan menyusul serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel dari Gaza pada Sabtu (7/10/2023) oleh kelompok Hamas.
Israel meresponsnya dengan serangan udara dan pengepungan total terhadap Jalur Gaza.
Baca juga: Membaca Sikap Rusia Terkait Konflik Hamas-Israel
Dilansir dari DW, pernyataan tersebut dirilis setelah pembicaraan telepon antara Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden Perancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.
Kelima negara tersebut lantas membentuk organisasi internasional Quint.
Mereka menegaskan bahwa tindakan Hamas tidak memiliki pembenaran dan legitimasi serta harus dikutuk secara universal.
"Dalam beberapa hari terakhir, dunia telah menyaksikan dengan ngeri ketika Hamas membantai keluarga-keluarga di rumah-rumah mereka, membantai lebih dari 200 anak muda yang sedang menikmati sebuah festival musik, dan menculik perempuan-perempuan lanjut usia, anak-anak, dan seluruh anggota keluarga, yang kini ditahan sebagai sandera."
"Negara-negara kami akan mendukung Israel dalam upayanya untuk mempertahankan diri dan rakyatnya dari hal semacam itu. Kami juga menekankan bahwa ini bukanlah momen bagi pihak manapun yang memusuhi Israel untuk mengeksploitasi serangan-serangan ini untuk mencari keuntungan," ujar pernyataan mereka.
Sedikitnya 900 orang dilaporkan tewas di Israel sejak konflik dimulai pada Sabtu, dengan lebih dari 650 orang tewas di Gaza.
Lebih dari 100 orang telah disandera Hamas, menurut kementerian luar negeri Israel.
Baca juga: Cara Hamas Lakukan Serangan Mendadak ke Israel yang Tak Diduga Siapa Pun
Pada Minggu (8/10/2023), Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengumumkan bahwa ia telah memerintahkan kapal-kapal angkatan laut Amerika, termasuk sebuah kapal induk, untuk bergerak lebih dekat ke Mediterania timur sebagai tanggapan atas serangan Hamas.
Namun, pada Senin (9/10/2023) dikonfirmasi bahwa AS tidak berniat untuk menempatkan pasukan militer di lapangan setelah serangan terhadap Israel.
Sebelumnya, Sunak juga berjanji untuk memberikan dukungan diplomatik, intelijen atau keamanan kepada Israel jika diminta setelah ia memimpin pertemuan darurat pasukan Cobra.
Terlepas dari kecamannya terhadap Hamas, pernyataan tersebut memberikan beberapa konsesi terhadap apa yang disebutnya sebagai aspirasi yang sah dari rakyat Palestina.
Baca juga: Sekjen PBB Cemaskan Langkah Israel Kepung Total Jalur Gaza
"Kita semua mengakui aspirasi sah rakyat Palestina, dan mendukung langkah-langkah yang sama dalam hal keadilan dan kebebasan bagi warga Israel dan Palestina. Namun jangan salah: Hamas tidak mewakili aspirasi tersebut, dan tidak menawarkan apa pun bagi rakyat Palestina selain lebih banyak teror dan pertumpahan darah," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.