Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membaca Sikap Rusia Terkait Konflik Hamas-Israel

Kompas.com - 10/10/2023, 11:25 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber DW

MOSKWA, KOMPAS.com - Bendera di kedutaan besar Israel di Moskwa, Rusia dikibarkan setengah tiang.

Di depannya terdapat buket kecil anyelir biru dan putih, yang mencerminkan warna kebangsaan Israel, serta bunga-bunga lainnya.

Orang-orang berdatangan untuk menyampaikan belasungkawa bagi para korban serangan Hamas di Israel.

Baca juga: Cara Hamas Lakukan Serangan Mendadak ke Israel yang Tak Diduga Siapa Pun

Ada ketenangan saat dokumen-dokumen mereka diperiksa. Ketenangan serupa juga terlihat di depan kantor perwakilan Palestina di ibu kota Rusia.

Ruslan Suleymanov mengatakan kepada DW bahwa Rusia secara tradisional memiliki hubungan baik dengan Israel dan Otoritas Palestina.

"Hubungan ini masih didasarkan pada kepercayaan meskipun Rusia menyerang Ukraina dan fakta bahwa hubungan dengan Israel telah memburuk," kata pakar Timur Tengah Rusia yang tinggal di Azerbaijan itu.

Dia mengingat upaya Rusia untuk membenarkan invasi skala penuhnya ke Ukraina pada Februari 2022 dengan mengatakan bahwa Rusia ingin mendenuklirisasi negara itu.

Pada bulan Mei di tahun yang sama, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membawa propaganda lebih jauh dengan mengatakan bahwa dia percaya Hitler memiliki darah Yahudi dan antisemit terburuk adalah orang Yahudi.

Ini mengacu pada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang merupakan seorang Yahudi.

Rekannya dari Israel pada saat itu, Jair Lapid, mengutuk pernyataan tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu tidak dapat dimaafkan dan memalukan, serta merupakan kesalahan sejarah yang mengerikan.

Baca juga: UPDATE Perang Hamas-Israel, 1.487 Orang Tewas, 6.327 Terluka

Mengenai hubungan antara Kremlin dan para pejabat Palestina, ia mengatakan bahwa baru-baru ini telah terjadi lebih banyak kontak. Perwakilan Hamas lebih sering datang ke Moskwa.

Namun, ia meragukan bahwa pemerintah Rusia telah diberitahu tentang rencana militan Hamas untuk melancarkan serangan besar terhadap Israel.

"Bahkan intelijen militer Israel pun terkejut," katanya. Meskipun demikian, mungkin sudah ada beberapa ekspektasi akan skenario seperti itu, meski tidak dalam skala seperti ini.

Yelena Suponina, seorang ilmuwan politik yang berbasis di Moskwa untuk Institut Studi Strategis Rusia, yang dekat dengan Kremlin, juga mengatakan bahwa pemerintah Rusia mungkin tidak tahu apa-apa.

Ia menambahkan bahwa Rusia mungkin tidak dapat berbuat banyak untuk mencegahnya karena mereka memiliki prioritas lain, yaitu pertempuran di perbatasan barat dengan Ukraina.

Namun, ia menunjukkan bahwa Moskwa mungkin melakukan upaya untuk memainkan peran koordinasi dengan mitra-mitra Arabnya, khususnya Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, dan juga Iran.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk eskalasi tajam konflik Palestina-Israel dan mengatakan bahwa Rusia sangat prihatin dengan kekerasan.

Baca juga: Hamas Mengeksploitasi Celah Geopolitik Timur Tengah

"Kami menyerukan kepada pihak Palestina dan Israel untuk menerapkan gencatan senjata segera, meninggalkan kekerasan dan menahan diri," kata juru bicara Maria Zakharova.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com