Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Tujuan Israel Menginvasi Gaza di Jalur Darat

Kompas.com - 14/10/2023, 19:08 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Al Jazeera

YERUSALEM, KOMPAS.com - Militer Israel telah meminta lebih dari satu juta orang yang tinggal di Jalur Gaza utara untuk mengungsi, pindah ke selatan di daerah kantong yang terkepung, sementara pertempuran antara Israel dan Hamas terus berlanjut.

Hamas telah menolak perintah tersebut, dan mengatakan kepada warga Palestina bahwa ini adalah taktik perang psikologis Israel dan semua orang harus tetap tinggal.

Bom-bom Israel telah menghujani Jalur Gaza sejak pekan lalu ketika kelompok paramiliter Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel.

Baca juga: Hezbollah Akan Gabung ke Hamas Lawan Israel jika Waktunya Tepat

Pasukan darat Israel telah bergerak menuju perbatasan dengan Gaza, mengumpulkan perangkat keras dan pasukan untuk mempersiapkan serangan darat ke daerah kantong itu.

"Kami memulai serangan dari udara. Nantinya, kami juga akan datang dari darat," kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant kepada pasukan Israel minggu ini di dekat Gaza.

Israel juga memanggil 350.000 tentara cadangan yang, ketika mereka semua melapor untuk bertugas, akan menambah tiga kali lipat ukuran pasukan tempur Israel.

Seiring dengan peningkatan jumlah pasukan ini, sebuah pertanyaan muncul: Apa yang diharapkan Israel dari sebuah invasi darat?

"Tujuan Israel untuk melakukan invasi darat adalah untuk menghancurkan infrastruktur Hamas dan melenyapkan seluruh kemampuan militernya untuk kembali meluncurkan rudal," kata Yossi Mekelberg, seorang pakar Israel di lembaga think tank Chatham House, kepada Al Jazeera.

Namun, menargetkan kemampuan militer Hamas tidak akan cukup bagi Israel, yang ingin melenyapkan kemampuan Hamas untuk memerintah Gaza lagi.

Ini disampaikan Nimrod Goren, seorang peneliti senior untuk urusan Israel di Middle East Institute.

Baca juga: PM Netanyahu: Bombardir di Gaza Hanya Awal dari Serangan Israel

"Israel akan berusaha untuk mengubah keseimbangan dan merombak dinamika sedemikian rupa sehingga Hamas tidak akan berada dalam posisi untuk memerintah," kata Goren.

Namun ambisi semacam itu mungkin saja picik.

Zoran Kusovac, seorang analis dan konsultan strategis, mengatakan bahwa pemberantasan Hamas bukan hanya sebuah tujuan yang muluk-muluk, tetapi juga hampir mustahil.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Kegagalan Intel Israel | Cerita WNI di Gaza

"Ini kemustahilan total karena Anda tidak bisa membedakan antara pejuang dan warga sipil. Tentu saja, dinas rahasia Israel telah mengidentifikasi banyak dari mereka. Namun dalam situasi di mana Anda sedang berperang, itu sangat sulit," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com