FAKSI Harakat al-Muqawwamatul Islamiyyah (Hamas)—Gerakan Perlawanan Islam—dari Palestina, secara tak terduga pada Sabtu (7/10/2023) menggelar serangan serentak ke Israel.
Didahului lontaran ribuan roket dari dalam kawasan Jalur Gaza yang diblokade Israel sejak 2007, militan Hamas melanjutkan serangan juga dari darat dan laut.
Baca juga: Militer Israel Dipertanyakan Usai Gagal Endus Serangan Hamas
Sejumlah analisis menyebutkan, serangan ini di luar dugaan setidaknya karena dua sebab. Pertama, serangan tidak hanya berupa lontaran roket laiknya yang biasa dilakukan Hamas. Dua, massifnya lontaran roket sekaligus keserentakan serangan yang dilakukan.
Analisis itu sekaligus menjelaskan dugaan bobolnya intelijen Israel dan kegagalan sistem pertahanan Iron Dome yang diklaim mampu merontokkan setiap serangan roket ke wilayah Israel.
Baca juga: Pentagon: Tak Ada Bukti Langsung Iran Terlibat Serangan Hamas ke Israel
Sejak usainya perang Intifada II, Hamas cenderung hanya menyerang wilayah Israel menggunakan lontaran roket. Itu pun, jumlahnya tidak ribuan dalam sekali waktu serang seperti pada Sabtu.
Sebagai respons, Israel melakukan serbuan besar-besaran ke dalam kawasan Jalur Gaza. Pada Jumat (13/10/2023), Israel mengeluarkan ultimatum pengusiran warga Gaza sebelum dimulainya gempuran darat besar-besaran.
Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenal Iron Dome, Sistem Pertahanan Israel Hadapi Serangan Udara
Salah satu narasi yang mencuat dari dominasi media arus utama Barat adalah penyematan label teroris untuk Hamas.
Terlebih lagi, Amerika Serikat dan Uni Eropa ada di deretan negara-negara di dunia yang menempatkan Hamas sebagai kelompok teroris setidaknya sejak 2001.
Dalih mereka adalah praktik penyerangan yang berulang dilakukan oleh kelompok ini tanpa memandang sasaran dan korban yang akan jatuh di pihak Israel. Cara yang dipakai—yang bahkan memungkinkan penggunaan bom bunuh diri—juga menjadi bagian dari alasan.
Baca juga: CEK FAKTA: Tidak Ada Bukti Hamas Berlaku Kejam terhadap 40 Bayi Israel
Tentu, ini menjadi pro dan kontra. Melihat persoalan Israel dan Palestina teramat sangat tidak memadai bila hanya dilakukan dalam hitungan tahun-tahun terkini, apalagi beberapa hari saja.
Dengan sejarah pencaplokan dan pendudukan lahan Palestina oleh Israel, Palestina—tidak hanya Hamas—dinyatakan oleh Tambahan I Protokol Konvensi Geneva punya hak melakukan serangan ke Israel, termasuk dengan penggunaan senjata.
Baca juga: Militer Israel Perintahkan Semua Penduduk Kota Gaza Tinggalkan Rumah dan Pergi ke Selatan
Jadi, bagaimana sebenarnya duduk perkara situasi antara Israel dan Palestina dari masa ke masa? Apakah situasi perang pada hari ini semata persoalan Hamas menyerang wilayah Israel, misalnya?
Bagaimana pula situasi geopolitik internasional dan kawasan ikut memperkeruh upaya perdamaian dan solusi bagi situasi antara Israel dan Palestina? Lalu, apakah konflik antara Hamas dan Israel ini bisa diartikan sebagai perang antara Israel dan Palestina?
Baca di Kompas.id: Perang Hamas-Israel dan Dinamika Politik Kawasan
Dalam sepekan ke depan, Indonesian Insight Kompas akan membedah kekayaan arsip harian Kompas sejak 1965 beserta sejumlah referensi utama lain terkait isu Israel dan Palestina. Hanya di Kompas.com.
Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.