Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PBB Cemaskan Langkah Israel Kepung Total Jalur Gaza

Kompas.com - 10/10/2023, 08:06 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Senin (9/10/2023) mengutuk serangan Hamas terhadap Israel, tetapi dia pun mengaku “sangat tertekan” dengan penerapan pengepungan total Jalur Gaza.

“Situasi kemanusiaan di Gaza sangat mengerikan sebelum adanya permusuhan ini. Sekarang keadaannya hanya akan memburuk secara eksponensial,” kata Guterres kepada wartawan.

Sebelumnya pada hari yang sama, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan negaranya akan memberlakukan pengepungan total terhadap Jalur Gaza dan menekankan dampaknya bagi 2,3 juta penduduk di sana.

Baca juga: Menteri Pertahanan Israel Perintahkan Kepung Total Gaza

"Tidak ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada gas -- semuanya tutup," kata Yoav.

Warga Palestina di Jalur Gaza bisa dikata kini tengah dihadapkan pada situasi yang dikhawatirkan banyak orang, yakni serangan darat besar-besaran Israel dengan tujuan mengalahkan Hamas dan membebaskan para sandera.

“Kekerasan terkini ini tidak muncul begitu saja. Kenyataannya adalah hal ini muncul dari konflik yang sudah berlangsung lama, dengan pendudukan selama 56 tahun dan tidak ada akhir politik yang terlihat," jelas Sekjen PBB, sebagaimana dikutip dari AFP.

“Meskipun saya mengakui kekhawatiran Israel terhadap keamanan, saya juga mengingatkan Israel bahwa operasi militer harus dilakukan sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional,” tambah Guterres.

Menyusul serangan darat, udara, dan laut yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok militan Hamas, Israel mencatat lebih dari 700 orang tewas dan melancarkan rentetan serangan di Gaza yang telah meningkatkan jumlah korban tewas di sana menjadi 560 orang.

Baca juga: UPDATE Perang Hamas-Israel, 1.487 Orang Tewas, 6.327 Terluka

Guterres memulai pidatonya dengan mengungkapkan "kecaman total atas serangan keji yang dilakukan Hamas dan kelompok lainnya terhadap kota-kota dan desa-desa Israel di pinggiran Gaza."

“Saya mengakui keluhan yang wajar dari rakyat Palestina. Tetapi tidak ada yang bisa membenarkan tindakan teror dan pembunuhan, pencacatan, dan penculikan warga sipil,” kata Guterres.

Israel seperti diketahui telah terguncang oleh serangan mendadak Hamas.

Kelompok militan tersebut menyerbu kota-kota Israel pada Sabtu (7/10/2023), menyerbu pangkalan militer, melepaskan tembakan ke warga sipil, dan dilaporkan membwa sekitar 100 sandera.

Konflik semakin meningkat sejak saat itu, sehingga mendorong Israel berjanji pada Senin untuk memutus pasokan ke wilayah tersebut.

“Saya sangat tertekan dengan pengumuman hari ini bahwa Israel akan memulai pengepungan total terhadap Jalur Gaza, tidak ada yang diizinkan masuk – tidak ada listrik, makanan, atau bahan bakar,” kata Guterres.

Baca juga: UPDATE Perang Israel Vs Hamas, 560 Orang Tewas di Gaza

Guterres memastikan, PBB akan melanjutkan upaya memberikan bantuan untuk menanggapi kebutuhan di Gaza.

“Israel harus melihat kebutuhan sahnya akan keamanan terwujud dan Palestina harus melihat perspektif yang jelas untuk mewujudkan pendirian negara mereka sendiri,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com