JENEWA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Senin (9/10/2023) mengutuk serangan Hamas terhadap Israel, tetapi dia pun mengaku “sangat tertekan” dengan penerapan pengepungan total Jalur Gaza.
“Situasi kemanusiaan di Gaza sangat mengerikan sebelum adanya permusuhan ini. Sekarang keadaannya hanya akan memburuk secara eksponensial,” kata Guterres kepada wartawan.
Sebelumnya pada hari yang sama, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan negaranya akan memberlakukan pengepungan total terhadap Jalur Gaza dan menekankan dampaknya bagi 2,3 juta penduduk di sana.
Baca juga: Menteri Pertahanan Israel Perintahkan Kepung Total Gaza
"Tidak ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada gas -- semuanya tutup," kata Yoav.
Warga Palestina di Jalur Gaza bisa dikata kini tengah dihadapkan pada situasi yang dikhawatirkan banyak orang, yakni serangan darat besar-besaran Israel dengan tujuan mengalahkan Hamas dan membebaskan para sandera.
“Kekerasan terkini ini tidak muncul begitu saja. Kenyataannya adalah hal ini muncul dari konflik yang sudah berlangsung lama, dengan pendudukan selama 56 tahun dan tidak ada akhir politik yang terlihat," jelas Sekjen PBB, sebagaimana dikutip dari AFP.
“Meskipun saya mengakui kekhawatiran Israel terhadap keamanan, saya juga mengingatkan Israel bahwa operasi militer harus dilakukan sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional,” tambah Guterres.
Menyusul serangan darat, udara, dan laut yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok militan Hamas, Israel mencatat lebih dari 700 orang tewas dan melancarkan rentetan serangan di Gaza yang telah meningkatkan jumlah korban tewas di sana menjadi 560 orang.
Baca juga: UPDATE Perang Hamas-Israel, 1.487 Orang Tewas, 6.327 Terluka
Guterres memulai pidatonya dengan mengungkapkan "kecaman total atas serangan keji yang dilakukan Hamas dan kelompok lainnya terhadap kota-kota dan desa-desa Israel di pinggiran Gaza."
“Saya mengakui keluhan yang wajar dari rakyat Palestina. Tetapi tidak ada yang bisa membenarkan tindakan teror dan pembunuhan, pencacatan, dan penculikan warga sipil,” kata Guterres.
Israel seperti diketahui telah terguncang oleh serangan mendadak Hamas.
Kelompok militan tersebut menyerbu kota-kota Israel pada Sabtu (7/10/2023), menyerbu pangkalan militer, melepaskan tembakan ke warga sipil, dan dilaporkan membwa sekitar 100 sandera.
Konflik semakin meningkat sejak saat itu, sehingga mendorong Israel berjanji pada Senin untuk memutus pasokan ke wilayah tersebut.
“Saya sangat tertekan dengan pengumuman hari ini bahwa Israel akan memulai pengepungan total terhadap Jalur Gaza, tidak ada yang diizinkan masuk – tidak ada listrik, makanan, atau bahan bakar,” kata Guterres.
Baca juga: UPDATE Perang Israel Vs Hamas, 560 Orang Tewas di Gaza
Guterres memastikan, PBB akan melanjutkan upaya memberikan bantuan untuk menanggapi kebutuhan di Gaza.
“Israel harus melihat kebutuhan sahnya akan keamanan terwujud dan Palestina harus melihat perspektif yang jelas untuk mewujudkan pendirian negara mereka sendiri,” tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.