Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duet Maut AS dan Korsel Adang Nuklir Korut

Kompas.com - 18/07/2023, 14:02 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

SEOUL, KOMPAS.com - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan pada hari Selasa (18/7/2023) bahwa sebuah kelompok konsultatif nuklir baru antara Korea Selatan dan Amerika Serikat akan menjadi titik awal untuk membangun penangkalan yang kuat dan efektif terhadap Korea Utara.

Para pejabat dari Amerika Serikat dan Korea Selatan bertemu pada hari Selasa di Seoul untuk diskusi Kelompok Konsultatif Nuklir yang pertama.

Pertemuan bertujuan untuk mengoordinasikan respons nuklir sekutu dengan lebih baik jika terjadi perang dengan Korea Utara.

Baca juga: Tiga Negara Tanggapi Keras Peluncuran Rudal Korea Utara

"Melalui aliansi Korea Selatan-AS yang ditingkatkan menjadi paradigma baru berbasis nuklir, kami akan melakukan upaya substansial untuk memblokir ancaman nuklir dan rudal Korea Utara secara mendasar," kata Yoon dalam sebuah briefing, dilansir dari Reuters.

NCG pertama kali diumumkan selama KTT bilateral di Washington pada bulan April di tengah meningkatnya desakan di Korea Selatan untuk memiliki senjata nuklir sendiri, sebuah langkah yang ditentang oleh Washington.

China dan Korea Utara telah mengkritik pembentukan kelompok ini karena akan meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.

Pada hari Senin (17/7/2023) Korea Utara, yang menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) pekan lalu, mengutuk NCG karena secara terbuka mendiskusikan penggunaan nuklir.

Mereka juga memperingatkan rencana sekutu untuk meningkatkan unjuk kekuatan militer, termasuk apa yang disebut sebagai aset-aset strategis seperti kapal induk, pesawat pengebom, dan kapal selam milik AS.

Ketika ditanya apakah Korea Selatan akan memiliki peran dalam perencanaan perang nuklir AS, seorang pejabat senior pemerintahan AS mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok tersebut lebih kepada berbagi informasi.

"Sebagian besar tujuan di sini adalah untuk memastikan bahwa sekutu Korea Selatan kami memiliki lebih banyak transparansi, akses, dan hubungan langsung dengan perencanaan," kata pejabat tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama untuk mendiskusikan pembicaraan tersebut.

Baca juga: Korea Utara Akui Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua, Diawasi Langsung Kim Jong Un

Pertemuan perdana ini akan dipimpin bersama oleh Wakil Penasihat Keamanan Nasional Utama Korea Selatan Kim Tae-hyo dan Koordinator Dewan Keamanan Nasional AS untuk Urusan Indo-Pasifik Kurt Campbell.

"Kami akan membahas pembagian informasi, sistem konsultasi, langkah-langkah perencanaan dan implementasi bersama untuk memperkuat pencegahan nuklir terhadap Korea Utara," ujar juru bicara Yoon, Lee Do-woon, kepada para wartawan pada hari Senin

Brigadir Jenderal AS John Weidner, yang akan mewakili Pasukan AS di Korea Selatan dalam pembicaraan itu.

Baca juga: Korea Utara Tuduh Pesawat Mata-mata AS Langgar Wilayah Udaranya

Dia mengatakan dalam sebuah forum pertahanan di Seoul pekan lalu bahwa terkait harapan bahwa diskusi itu akan membentuk kerangka kerja untuk latihan militer meja bundar bilateral baru yang akan memperkuat perencanaan di antara kedua negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Global
Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com