Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Virdika Rizky Utama
Peneliti PARA Syndicate

Peneliti PARA Syndicate dan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik, Shanghai Jiao Tong University.

Memanfaatkan Peluang dari Ketegangan Hubungan AS-China

Kompas.com - 11/07/2023, 16:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERTEMUAN terbaru antara Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen, dan Perdana Menteri China, Li Qiang, merupakan sebuah titik penting dalam hubungan ekonomi yang tegang antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

Pertemuan tersebut menimbulkan pertanyaan penting bagi negara-negara seperti Indonesia, yang memiliki hubungan kuat dengan kedua negara adikuasa tersebut melalui rantai suplai global, investasi, dan hubungan perdagangan.

Dari perspektif ekonomi politik Indonesia, potensi decoupling atau pemisahan antara AS dan China adalah sumber kekhawatiran. Namun pada saat yang sama juga menghadirkan peluang yang bisa dimanfaatkan.

Meski Menteri Yellen menegaskan bahwa AS tidak menginginkan "pemisahan total dari ekonomi kita", langkah-langkah yang sedang diambil untuk mengurangi risiko dari China dengan membatasi aksesnya ke teknologi canggih mencerminkan pendekatan ekonomi yang bersifat defensif.

Baca juga: Menkeu AS: China Ingin Hubungan dengan AS Stabil

Dampaknya bisa sangat luas dan melampaui para pihak yang langsung terlibat, menciptakan ancaman dan peluang bagi Indonesia. Dari sudut pandang ancaman, pemisahan dapat mengganggu rantai pasokan global dan menciptakan ketidakstabilan ekonomi.

Sebagai pemain penting dalam rantai pasokan global, khususnya untuk komoditas seperti nikel, minyak sawit, dan batu bara, Indonesia bisa merasakan dampak negatif terhadap kinerja ekspornya, yang pada akhirnya akan memengaruhi pertumbuhan PDB secara keseluruhan.

Ketidakpastian itu bisa membuat investor lebih berhati-hati, yang dapat berdampak pada arus masuk investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia.

Namun, ketegangan geopolitik ini juga dapat memberikan peluang bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya dalam ekonomi global. Pengalihan investasi asing dari China ke negara-negara Asia lainnya dapat membuat Indonesia muncul sebagai alternatif yang layak, mengingat keuntungan demografis yang kuat, lokasi geografis yang strategis, dan iklim investasi yang semakin baik.

Selain itu, dengan AS membatasi akses China ke teknologi canggih tertentu, ada peluang bagi Indonesia untuk memperluas kerja sama teknologinya dengan China. Proposisi ini dapat mempercepat transformasi digital Indonesia sekaligus menyediakan pasar yang ramah bagi produk-produk China.

Hal itu membutuhkan peningkatan fokus pada peningkatan kapabilitas teknologi dalam negeri dan langkah-langkah perlindungan kekayaan intelektual. Indonesia juga perlu memanfaatkan hubungan yang tampak semakin hangat, seperti yang ditunjukkan oleh Yellen dan Li Qiang.

Keterlibatan diplomatik yang aktif dapat membantu Indonesia menavigasi dinamika kompleks antara kedua negara adikuasa tersebut dan mendapatkan kesepakatan ekonomi yang menguntungkan.

Mengantisipasi Kerugian

Indonesia harus memanfaatkan situasi itu untuk menegaskan kepentingannya dan menegosiasikan kemitraan yang menguntungkan, baik itu meningkatkan akses bagi produk Indonesia ke kedua pasar, mencari transfer teknologi, atau menarik investasi di sektor-sektor penting.

Namun, Indonesia juga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi potensi kerugian. Diversifikasi mitra dagang dan penguatan ekonomi domestik dapat memberikan ketahanan terhadap guncangan yang disebabkan oleh ketegangan geopolitik ini.

Pasar domestik yang kuat dapat berfungsi sebagai bantalan, mengurangi ketergantungan pada ekspor. Sementara itu, diversifikasi hubungan dagang akan mencegah ketergantungan yang berlebihan pada satu negara, melindungi ekonomi Indonesia dari potensi dampak buruk dari pemisahan antara AS dan China.

Ekonomi politik Indonesia harus bertindak sebagai pemain strategis dalam pergeseran global ini, bukan hanya sebagai penonton.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com