Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Limbah PLTN Fukushima, Selandia Baru Ikut Keputusan IAEA

Kompas.com - 10/07/2023, 20:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

WELLINGTON, KOMPAS.com - Pemerintah Selandia Baru pada Senin (10/7/2023) menyatakan, percaya penuh terhadap saran dari badan pengawas nuklir PBB yang menyetujui rencana Jepang untuk membuang limbah PLTN Fukushima ke Samudra Pasifik.

Sebelumnya, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyampaikan, skema Jepang untuk melepaskan air yang telah diolah dari PLTN Fukushima ke laut dalam beberapa dekade ke depan akan memiliki dampak radiologis yang dapat diabaikan pada manusia dan lingkungan.

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta dilaporkan telah bertemu dengan Kepala IAEA Rafael Grossi di Auckland.

Baca juga: Korea Utara Kecam IAEA karena Izinkan Jepang Buang Limbah PLTN Fukushima ke Laut

Dia mengaku telah mendiskusikan secara panjang lebar laporan IAEA mengenai rencana pembuangan air olahan Fukushima.

"Saya menegaskan kembali kepercayaan penuh Selandia Baru terhadap saran IAEA dan memuji pendekatan berbasis sains mereka," kata Mahuta dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari AFP.

Rencana Jepang untuk membuang limbah PLTN Fukushima telah menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa negara tetangganya.

Korea Utara telah mengkritik IAEA karena mendukung skema tersebut.

Sementara, China mengatakan akan melarang beberapa impor makanan Jepang.

Kekhawatiran publik juga meningkat di Korea Selatan.

Sekitar 1,33 juta meter kubik air tanah, air hujan, dan air yang digunakan untuk pendinginan telah terakumulasi di PLTN Fukushima.

Baca juga: Kunjungan IAEA ke Korsel Terkait Limbah Fukushima Disambut Protes

Beberapa reaktor PLTN mengalami kehancuran setelah tsunami 2011 membanjiri sistem pendingin.

Operator PLTN mengolah air tersebut untuk menghilangkan hampir semua elemen radioaktif kecuali tritium dan berencana untuk mengencerkannya sebelum dibuang ke laut dalam beberapa dekade.

Selandia Baru sendiri memiliki kebijakan bebas nuklir dan tidak memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com