Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Berencana Buang Air Olahan Limbah Nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik, Ini Reaksi Negara-negara Pasifik

Kompas.com - 26/05/2023, 14:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Editor

TOKYO, KOMPAS.com - Di pantai ibu kota Bougainville, Buka, perahu-perahu nelayan tampak sibuk membongkar hasil tangkapannya, yang segera dikerumuni oleh warga setempat.

"Budaya kami berbeda dari yang lain. Kami bertahan hidup dengan makan ikan. Dari hasil tangkapan ini, kami mendapatkan uang untuk membeli barang-barang yang kami butuhkan," ujar Vincent Kelly, seorang nelayan, kepada ABC News.

Tapi, warga di kota itu mulai khawatir tentang keputusan penting yang dibuat 5.000 kilometer jauhnya, di Propinsi Fukushima, Jepang.

Baca juga: Air Limbah Radioaktif PLTN Fukushima Akan Dibuang ke Laut, Presiden Korsel Angkat Suara

TEPCO, operator PLTN Fukushima Daiichi yang hancur akibat tsunami pada Maret 2011, berencana membuang air olahan limbah nuklir ke laut dalam beberapa bulan mendatang.

"Kami sudah mendengar Jepang akan membuang limbah ke laut kami. Itu tidak benar. Hal ini dapat menyebabkan penyakit bagi kami di sini," ujar Vincent.

Kekhawatiran di Pulau Buka bukan hal unik. Pihak berwenang Jepang telah menghadapi gelombang protes dari para nelayan di Fukushima, Korea Selatan, China, dan Kepulauan Pasifik.

TEPCO harus menggunakan air untuk terus mendinginkan bahan bakar cair yang sangat radioaktif dan puing-puing bahan bakar dari PLTN Fukushima.

Masalahnya, semua air yang bersentuhan dengan bahan bakar cair yang sangat radioaktif itu juga terkontaminasi, termasuk air hujan dan air tanah.

Saat ini sudah 1,3 juta ton air limbah yang ditampung di tangki penyimpanan, dan pihak pihak TEPCO (Tokyo Electric Power Company Holdings) menyatakan tahun depan mereka akan kehabisan tempat.

Baca juga: Kondisi PLTN Fukushima Kini, 12 Tahun Usai Gempa dan Tsunami Jepang 2011

'Kita bisa meminumnya'

Jepang berusaha keras menggalang kampanye untuk menepis segala kekhawatiran, menjelaskan bahwa air yang akan dibuang itu sangat aman.

TEPCO menggunakan sistem filtrasi yang sangat khusus, yang disebut Advanced Liquid Processing System (ALPS), untuk menghilangkan 62 radionuklida dari air yang terkontaminasi.

Satu-satunya kontaminan yang tidak dapat dihilangkan adalah bentuk radioaktif dari hidrogen yang disebut tritium, yang dapat merusak sel DNA.

Namun, TEPCO mengatakan jumlah tritium yang ditemukan di dalam air limbah olahan yang akan dibuang itu sangat encer dan berada dalam standar minum yang "aman" menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia WHO.

Dikatakan, setelah memenuhi standar keamanan dan diperiksa oleh inspektur pihak ketiga, barulah air akan dipompa keluar dari dasar laut, sekitar 2 kilometer dari PLTN Fukushima, di mana air akan diencerkan lebih jauh.

Menurut Profesor Jim Smith dari University of Portsmouth di Inggris, keamanan air yang akan dilepaskan itu tetap mengkhawatirkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com