Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Akan Lepaskan Satu Juta Ton Air dari Pembangkit Nuklir Fukushima

Kompas.com - 13/01/2023, 17:45 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

TOKYO, KOMPAS.com - Pelepasan kontroversial lebih dari satu juta ton air dari pembangkit nuklir Fukushima Daiichi yang hancur akan dimulai pada musim semi atau musim panas mendatang.

Dilansir dari Guardian, langkah pemerintah Jepang ini telah memicu kemarahan di antara komunitas nelayan lokal dan negara-negara di kawasan itu.

Keputusan tersebut diambil lebih dari dua tahun setelah pemerintah menyetujui pelepasan air, yang akan diolah untuk menghilangkan sebagian besar bahan radioaktif tetapi masih mengandung tritium, bentuk hidrogen radioaktif alami yang secara teknis sulit dipisahkan dari air.

Baca juga: Jepang Berencana Buang Air Limbah PLTN Fukushima ke Pasifik, Mikronesia Mencak-mencak

Pejabat Jepang bersikeras bahwa air yang Fukushima tidak akan menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia atau lingkungan laut.

Meski begitu, rencana tersebut mendapat tentangan dari para nelayan yang mengatakan hal itu berisiko menghancurkan mata pencaharian mereka.

12 tahun lalu, gempa berkekuatan 9,0 yang memicu tsunami besar ebih dari 18.000 orang di sepanjang pantai timur laut Jepang.

Gelombang tsunami juga menghantam Fukushima Daiichi, mematikan pasokan listrik cadangannya, memicu kehancuran di tiga reaktornya dan mengirimkan radiasi dalam jumlah besar ke atmosfer dalam kecelakaan nuklir paling serius sejak Chernobyl seperempat abad sebelumnya.

Baca juga: Jepang Setuju Buang 1 Juta Ton Air Olahan Limbah PLTN Fukushima ke Laut

Air limbah di Fukushima disimpan di lebih dari 1.000 tangki yang menurut pejabat perlu dipindahkan agar pabrik dapat dinonaktifkan, sebuah proses yang diperkirakan akan memakan waktu 30 hingga 40 tahun.

Kementerian luar negeri Jepang mengatakan pada Juli lLu bahwa regulator menganggap aman untuk melepaskan air, yang akan dibuang secara bertahap ke Samudera Pasifik melalui terowongan setelah diolah dan diencerkan.

Operator rencana tersebut, Tokyo Electric Power (Tepco), mengatakan teknologi pengolahan airnya, yang dikenal sebagai Alps, dapat menghilangkan semua bahan radioaktif dari air kecuali tritium, yang dikatakan tidak berbahaya dalam jumlah kecil.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) juga telah menunjukkan bahwa pembangkit nuklir di seluruh dunia menggunakan proses serupa untuk membuang air limbah yang mengandung konsentrasi rendah tritium dan radionuklida lainnya.

Baca juga: Petaka 11 Maret 2011, Tsunami dan Gempa Bumi Terbesar Picu Bencana Nuklir Fukushima

Korea Selatan dan China telah menyuarakan keprihatinan tentang pelepasan tersebut, sementara Forum Kepulauan Pasifik mengatakan keprihatinan serius tentang pelepasan yang diusulkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com