BEIJING, KOMPAS.com – Seorang epidemolog terkemuka menyampaikan, puncak gelombang Covid-19 di China diperkirakan akan berlangsung selama dua hingga tiga bulan.
Epidemolog tersebut bernama Zeng Guang, mantan kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.
Menurut laporan yang diterbitkan media lokal Caixin pada Kamis (12/1/2023), Zeng menyampaikan bahwa wabah Covid-19 akan segera meluas ke wilayah pedesaan di mana sumber daya medis relatif langka.
Baca juga: Tak Menemukan di Dalam Negeri, Warga China Buru Vaksin mRNA Covid-19 ke Hong Kong
Kasus Covid-18 diperkirakan melonjak di daerah pedesaan ketika ratusan juta orang mudik ke kampung halaman untuk merayakan Tahun Baru Imlek.
Perayaan Tahun Baru Imlek secara resmi dimulai sejak 21 Januari. Biasanya, banyak orang memanfaatkan momen ini untuk mudik.
Di beberapa daerah, puncak gelombang Covid-19 telah terlewati usai China mencabut pembatasan yang ketat pada Desember 2022, memicu kasus dalam jumlah besar di berbagai kota.
Namun, Zeng memperingatkan bahwa gelombang terburuk belum usai, sebagaimana dilansir Reuters.
Baca juga: Warga China Resahkan Potensi Infeksi Covid-19 ke Lansia
“Fokus prioritas kami adalah di kota-kota besar. Sudah waktunya untuk fokus di daerah pedesaan,” kata Zeng dikutip Caixin.
Dia mengatakan, sebagian besar orang di pedesaan hidup tertinggal. Selain itu, banyak orang tua dan penyandang disabilitas hidup di pedesaan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya juga memperingatkan risiko dari para pemudik ke pedesaan.
Baca juga: 3 Hari China Tak Laporkan Kasus Covid-19, Dunia Khawatir
Badan PBB itu mengatakan China tidak transparan soal kematian akibat Covid-19, meskipun sekarang memberikan lebih banyak informasi tentang wabahnya.
Kementerian luar negeri China mengatakan, para pejabat kesehatan negara itu telah mengadakan lima pertukaran teknis dengan WHO selama sebulan terakhir dan transparan.
Kekhawatiran atas transparansi data adalah salah satu faktor yang membuat lebih dari selusin negara yang menerapkan aturan tertenru kepada para pendatang dari China.
Baca juga: China Tangguhkan Visa Warga Jepang dan Korsel, Balas Aturan Wajib Tes Covid
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.