Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Gelombang Covid-19 China Bisa Berlangsung 3 Bulan

Kompas.com - 13/01/2023, 14:43 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com – Seorang epidemolog terkemuka menyampaikan, puncak gelombang Covid-19 di China diperkirakan akan berlangsung selama dua hingga tiga bulan.

Epidemolog tersebut bernama Zeng Guang, mantan kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.

Menurut laporan yang diterbitkan media lokal Caixin pada Kamis (12/1/2023), Zeng menyampaikan bahwa wabah Covid-19 akan segera meluas ke wilayah pedesaan di mana sumber daya medis relatif langka.

Baca juga: Tak Menemukan di Dalam Negeri, Warga China Buru Vaksin mRNA Covid-19 ke Hong Kong

Kasus Covid-18 diperkirakan melonjak di daerah pedesaan ketika ratusan juta orang mudik ke kampung halaman untuk merayakan Tahun Baru Imlek.

Perayaan Tahun Baru Imlek secara resmi dimulai sejak 21 Januari. Biasanya, banyak orang memanfaatkan momen ini untuk mudik.

Di beberapa daerah, puncak gelombang Covid-19 telah terlewati usai China mencabut pembatasan yang ketat pada Desember 2022, memicu kasus dalam jumlah besar di berbagai kota.

Namun, Zeng memperingatkan bahwa gelombang terburuk belum usai, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Warga China Resahkan Potensi Infeksi Covid-19 ke Lansia

“Fokus prioritas kami adalah di kota-kota besar. Sudah waktunya untuk fokus di daerah pedesaan,” kata Zeng dikutip Caixin.

Dia mengatakan, sebagian besar orang di pedesaan hidup tertinggal. Selain itu, banyak orang tua dan penyandang disabilitas hidup di pedesaan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya juga memperingatkan risiko dari para pemudik ke pedesaan.

Baca juga: 3 Hari China Tak Laporkan Kasus Covid-19, Dunia Khawatir

Badan PBB itu mengatakan China tidak transparan soal kematian akibat Covid-19, meskipun sekarang memberikan lebih banyak informasi tentang wabahnya.

Kementerian luar negeri China mengatakan, para pejabat kesehatan negara itu telah mengadakan lima pertukaran teknis dengan WHO selama sebulan terakhir dan transparan.

Kekhawatiran atas transparansi data adalah salah satu faktor yang membuat lebih dari selusin negara yang menerapkan aturan tertenru kepada para pendatang dari China.

Baca juga: China Tangguhkan Visa Warga Jepang dan Korsel, Balas Aturan Wajib Tes Covid

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com