Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jepang Berencana Buang Air Olahan Limbah Nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik, Ini Reaksi Negara-negara Pasifik

TOKYO, KOMPAS.com - Di pantai ibu kota Bougainville, Buka, perahu-perahu nelayan tampak sibuk membongkar hasil tangkapannya, yang segera dikerumuni oleh warga setempat.

"Budaya kami berbeda dari yang lain. Kami bertahan hidup dengan makan ikan. Dari hasil tangkapan ini, kami mendapatkan uang untuk membeli barang-barang yang kami butuhkan," ujar Vincent Kelly, seorang nelayan, kepada ABC News.

Tapi, warga di kota itu mulai khawatir tentang keputusan penting yang dibuat 5.000 kilometer jauhnya, di Propinsi Fukushima, Jepang.

TEPCO, operator PLTN Fukushima Daiichi yang hancur akibat tsunami pada Maret 2011, berencana membuang air olahan limbah nuklir ke laut dalam beberapa bulan mendatang.

"Kami sudah mendengar Jepang akan membuang limbah ke laut kami. Itu tidak benar. Hal ini dapat menyebabkan penyakit bagi kami di sini," ujar Vincent.

Kekhawatiran di Pulau Buka bukan hal unik. Pihak berwenang Jepang telah menghadapi gelombang protes dari para nelayan di Fukushima, Korea Selatan, China, dan Kepulauan Pasifik.

TEPCO harus menggunakan air untuk terus mendinginkan bahan bakar cair yang sangat radioaktif dan puing-puing bahan bakar dari PLTN Fukushima.

Masalahnya, semua air yang bersentuhan dengan bahan bakar cair yang sangat radioaktif itu juga terkontaminasi, termasuk air hujan dan air tanah.

Saat ini sudah 1,3 juta ton air limbah yang ditampung di tangki penyimpanan, dan pihak pihak TEPCO (Tokyo Electric Power Company Holdings) menyatakan tahun depan mereka akan kehabisan tempat.

'Kita bisa meminumnya'

Jepang berusaha keras menggalang kampanye untuk menepis segala kekhawatiran, menjelaskan bahwa air yang akan dibuang itu sangat aman.

TEPCO menggunakan sistem filtrasi yang sangat khusus, yang disebut Advanced Liquid Processing System (ALPS), untuk menghilangkan 62 radionuklida dari air yang terkontaminasi.

Satu-satunya kontaminan yang tidak dapat dihilangkan adalah bentuk radioaktif dari hidrogen yang disebut tritium, yang dapat merusak sel DNA.

Namun, TEPCO mengatakan jumlah tritium yang ditemukan di dalam air limbah olahan yang akan dibuang itu sangat encer dan berada dalam standar minum yang "aman" menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia WHO.

Dikatakan, setelah memenuhi standar keamanan dan diperiksa oleh inspektur pihak ketiga, barulah air akan dipompa keluar dari dasar laut, sekitar 2 kilometer dari PLTN Fukushima, di mana air akan diencerkan lebih jauh.

Menurut Profesor Jim Smith dari University of Portsmouth di Inggris, keamanan air yang akan dilepaskan itu tetap mengkhawatirkan.

"Kita mengukur jumlah radioaktivitas dalam becquerels. Pelepasan air olahan limbah direncanakan sekitar 1.500 becquerels per liter tritium. Artinya tujuh kali lebih rendah dari standar air minum WHO. Jadi secara teori, jika saja itu bukan air asin, kita bisa meminumnya," jelasnya.

Pakar nuklir dari Korea Selatan, yang menentang rencana ini, telah diberikan tur selama enam hari di PLTN Fukushima pekan lalu.

Para pemimpin negara-negara Kepulauan Pasifik juga telah didekati oleh Jepang, setelah Sekretaris Jenderal Forum Kepulauan Pasifik, Henry Puna, mendesak "Negeri Samurai" untuk menunda rencananya sampai semua pihak memverifikasi bahwa hal itu aman.

Perdana Menteri Kepulauan Cook dan Ketua Forum Kepulauan Pasifik, Mark Brown, menyebut terjadinya dialog yang lebih intens dengan Jepang, dan dia mengakui transparansinya sangat memuaskan.

"Air ini akan dibuang pertama-tama dan paling dekat ke wilayah Jepang sendiri. Jepang telah meyakinkan kami bahwa mereka tidak akan melakukan apa pun yang akan merusak rantai makanan atau keanekaragaman hayati mereka sendiri," katanya.

Profesor Smith mengatakan, lebih aman melepaskan air yang sudah diolah daripada menyimpannya di tangki penampungan karena berada di bawah ancaman topan, tsunami, dan gempa bumi.

"Fasilitas La Hague di Prancis membuang sekitar 450 kali lebih banyak tritium setiap tahun daripada apa yang direncanakan di Fukushima. PLTN Sellafield di Inggris membuang sekitar 45 kali lebih banyak ke Laut Irlandia," ujar Profesor Smith.

"Kita banyak mengetahui bagaimana tritium terakumulasi dalam sistem laut. Tritium tidak mengalami biomagnifikasi. Artinya jumlah dalam suatu organisme sama dengan jumlah dalam air," tambahnya.

Dia menyebut, pelepasan air tersebut akan membuat orang Jepang terpapar sekitar empat microsieverts per tahun, alat ukur untuk menentukan risiko penyakit dan kanker akibat radiasi.

Sebagai perbandingan, rata-rata, orang terpapar sekitar 2.500 mikrosievert per tahun hanya dari radiasi alami.

Aksi protes terus berlangsung

Namun, berbagai langkah TEPCO telah memicu ketidakpercayaan publik terhadap rencana tersebut.

Banyak kasus di mana TEPCO gagal memastikan bahwa air tercemar itu sebenarnya telah bocor ke laut.

Media setempat mengungkap sebagian besar tangki penyimpanan air memang berisi air yang masih terkontaminasi unsur radioaktif berbahaya, seperti strontium-90 penyebab kanker, meskipun TECPO menjamin hal itu tidak terjadi.

TEPCO menyatakan sepertiga dari tangki penampungan siap untuk dilepaskan ke laut, dan air yang tidak memenuhi standar akan diproses ulang hingga benar-benar aman.

"Mereka tidak memberikan informasi yang benar. Perusahaan ini memblokir informasinya kepada warga masyarakat," ujar Gen Hirai, seorang pengunjuk rasa di luar kantor pusat TEPCO.

Bagaimana reaksi negara-negara sekitar terkait rencana tersebut?

Kepulauan Solomon dilaporkan menolak tawaran Jepang untuk meningkatkan kerja sama maritim, mengutip rencana pelepasan air limbah olahan PLTN Fukushima.

"Jepang terus menekankan pentingnya keamanan maritim, tapi mereka tetap memutuskan membuang air limbah radioaktif ke laut," demikian laporan media setempat, Solomon Star.

Papua Nugini dikabarkan telah melunakkan sikapnya untuk menerima posisi Jepang.

Tapi Perdana Menteri James Marape tidak dapat menjelaskan apakah negaranya akan mendukung rencana Jepang.

"Sejauh menyangkut pasifik, kami ingin perairan kami aman," katanya.

PM Kepulauan Cook, Mark Brown, mengatakan para pemimpin Pasifik menunggu laporan dari Badan Energi Atom Internasional pada akhir Juni.

Dia mengatakan anggota Forum Kepulauan Pasifik bebas untuk mengekspresikan kepentingan dan keprihatinan nasional mereka.

"Saya yakin ada kesamaan di seluruh negara Pasifik bahwa kita tidak menginginkan apa pun yang akan merusak lautan kita," katanya.

Tulisan diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News yang selengkapnya dapat dibaca di sini.

https://www.kompas.com/global/read/2023/05/26/143000270/jepang-berencana-buang-air-olahan-limbah-nuklir-fukushima-ke-samudra

Terkini Lainnya

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Global
Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Global
Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Global
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

Global
China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan 'Satu China'

China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan "Satu China"

Global
Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Global
Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke