Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boris Johnson Sengaja Sesatkan Parlemen Inggris Terkait Pelanggaran Aturan Covid-19

Kompas.com - 15/06/2023, 16:45 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Penyelidikan parlemen Inggris telah menyimpulkan bahwa mantan Perdana Menteri Boris Johnson sengaja menyesatkan parlemen beberapa kali terkait pernyataannya tentang pesta di Downing Street yang melanggar aturan Covid-19.

Komite hak istimewa anggota parlemen menganggap pelanggaran Johnson cukup serius.

Mereka merekomendasikan penangguhan 90 hari jika dia masih menjadi anggota parlemen.

Baca juga: Mantan PM Inggris Boris Johnson Umumkan Mundur sebagai Anggota Parlemen

Dilansir dari Sky News, dalam laporannya, panitia menemukan bahwa Johnson sengaja memberi pernyataan menyesatkan parlemen beberapa kali.

Johnson juga dianggap melakukan penghinaan lebih lanjut dalam perilakunya minggu lalu dengan menuduh panitia, sehingga merusak proses demokrasi.

Dia juga dianggap terlibat dalam kampanye pelecehan dan percobaan intimidasi terhadap panitia

Komite juga merekomendasikan Johnson untuk mengundurkan diri sebagai anggota parlemen dan tidak boleh diberikan izin mantan anggota ke parlemen.

Dalam penilaian pedas sebanyak 30.000 kata, panitia mengatakan bahwa Johnson dengan sengaja menyesatkan parlemen dan melakukan penghinaan yang serius.

"Penghinaan itu lebih serius karena dilakukan oleh perdana menteri, anggota paling senior di pemerintahan," ujar parlemen.

"Tidak ada preseden bagi seorang perdana menteri yang ditemukan sengaja menyesatkan parlemen," tambahnya.

Baca juga: [UNIK GLOBAL] Boris Johnson Ditangkap di Belanda | Lokasi Background Mona Lisa

Mantan perdana menteri itu segera membalas dengan mencap laporan komite itu sebagai sandiwara.

"Saya salah karena percaya pada komite punya itikad baik," ungkapnya.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] “Boris Johnson” Ditangkap | Qatar Sepi Lagi

"Kebenaran yang mengerikan adalah bahwa bukan saya yang telah memutarbalikkan kebenaran agar sesuai dengan tujuan saya. Ini adalah hari yang mengerikan bagi anggota parlemen dan demokrasi," ujar Johnson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com