LONDON, KOMPAS.com – Dokter-dokter di rumah sakit di Inggris memulai mogok kerja selama 72 jam terkait persoalan gaji pada Rabu (14/6/2023).
Aksi mogok kerja itu pun memicu peringatan dari pejabat kesehatan tentang gangguan besar terhadap layanan pasien dan lainnya.
Aksi mogok kerja terbaru yang dilakukan oleh dokter-dokter junior -berada di bawah tingkat konsultan- itu rencananya dimulai pukul 07.00 waktu setempat dan akan berakhir pada Sabtu (17/6/2023).
Baca juga: Pria Inggris Ditangkap karena Panjat Gedung Tertinggi di Korea Selatan
Komite Dokter Junior Asosiasi Medis Inggris (BMA) mengatakan, gaji dokter telah mengalami pemotongan sebesar 26 persen dalam 15 tahun terakhir. Disebutkan, besaran gaji ini gagal mengimbangi inflasi yang melonjak.
Mereka ingin pemulihan gaji ke level tahun 2008-2009. Namun, pemerintah menganggapnya terlalu besar. Ini berarti ada kenaikan rata-rata sekitar 35 persen pada tahun ini.
Aksi mogok kerja kali ini adalah aksi terbaru di Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) yang dibiayai pemerintah.
Sebelumnya, perawat dan staf medis lainnya juga telah melakukan aksi mogok kerja untuk mendapatkan bayaran lebih.
BMA memperingatkan akan melakukan aksi mogok kerja lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang jika pemerintah tetap pada tawaran kenaikan gaji 5 persennya.
Pada Selasa (13/6/2023), Direktur Medis Nasional NHS Inggris, Stephen Powis, memperingatkan bahwa sebagian besar perawatan rutin atau terencana dapat terpengaruh oleh aksi mogok kerja dokter.
Bagaimanapun, pada April lalu, sebanyak 196.000 janji temu dan operasi di rumah sakit harus dijadwalkan ulang karena aksi mogok serupa.
Baca juga: Dokter di Inggris Salah Kirim Ucapan Natal, Sebut Pasien Alami Kanker Paru-paru
"Itu (mogok kerja) akan berdampak besar pada perawatan rutin pasien dan daftar tunggu, karena prosedur dapat memakan waktu untuk mengatur ulang dengan banyak tim yang terlibat," katanya, sebagaimana dikutip dari AFP.
Dia menyampaikan, prioritas akan diberikan untuk perawatan darurat, mendesak, dan kritis.
Para pemimpin rumah sakit di Inggsi telah meminta kedua belah pihak untuk mengambil langkah kompromi, ketika mereka berjuang dala melawan tumpukan besar dalam perawatan yang diperburuk oleh pandemi Covid-19.
Menuryt BMA, sekitar 7 juta orang menunggu pengobatan pada bulan April, jumlah yang merupakan rekor tertinggi, dengan hampir tiga juta orang menunggu lebih dari 18 bulan.
BMA juga menyampaikan, lamanya waktu tunggu pasien untuk janji temu pertama dan pengobatan kanker juga semakin buruk.
Menteri Kesehatan Steve Barclay menyebut aksi mogok dokter di Inggris itu adalah hal yang sangat mengecewaka. Dia mengatakan hal itu membahayakan pasien dan pekerjaan untuk memotong daftar tunggu.
"Jika BMA membatalkan aksi mogok yang merusak dan mengganggu ini dan menunjukkan keinginan untuk bergerak secara signifikan dari posisi mereka, kami dapat melanjutkan pembicaraan rahasia dan menemukan jalan ke depan, seperti yang telah kami lakukan dengan serikat pekerja lainnya," tambahnya.
Baca juga: Perawat di Inggris Capai Kesepakatan Gaji, Akhiri Mogok Kerja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.