Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah China Memata-matai AS dari Kuba dan Bangun Fasilitas Intelijen?

Kompas.com - 11/06/2023, 08:04 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - China telah memata-matai AS dari Kuba selama beberapa waktu dan meningkatkan fasilitas pengumpulan intelijennya di sana pada 2019, kata seorang pejabat administrasi Biden pada Sabtu (10/6/2023).

Ini disampaikan menyusul laporan tentang upaya mata-mata baru yang sedang berlangsung di pulau itu.

The Wall Street Journal pada hari Kamis (8/6/2023) melaporkan bahwa China telah mencapai kesepakatan rahasia dengan Kuba untuk membangun fasilitas penyadapan elektronik di pulau itu kira-kira 100 mil (160 km) dari Florida, tetapi pemerintah AS dan Kuba meragukan laporan tersebut.

Baca juga: Mata-mata Kuba Akhirnya Dibebaskan Setelah Dipenjara 20 Tahun di AS

Dilansir dari Reuters, pejabat administrasi Biden, berbicara dengan syarat anonim, belum membahas secara rinci apakah ada upaya China untuk membangun fasilitas penyadapan baru di Kuba.

Pejabat itu mengatakan masalah itu terjadi sebelum kepresidenan Joe Biden, seperti halnya upaya Beijing untuk memperkuat infrastruktur pengumpulan intelijennya di seluruh dunia.

"Ini adalah masalah yang sedang berlangsung, dan bukan perkembangan baru," kata pejabat itu.

“China melakukan peningkatan fasilitas pengumpulan intelijennya di Kuba pada tahun 2019. Ini didokumentasikan dengan baik dalam catatan intelijen,” tambahnya.

Dimintai komentar, seorang pejabat di kedutaan China di Washington merujuk pada pernyataan seorang juru bicara kementerian luar negeri China.

AS dituduh menyebarkan desas-desus dan fitnah dengan berbicara tentang stasiun mata-mata Kuba.

Pemerintah Kuba tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Baca juga: Dihantam Badai Ian, Kuba Mati Listrik Senegara, Florida Waspada

Pada hari Kamis, Wakil Menteri Luar Negeri Kuba Carlos Fernandez de Cossio menolak laporan Journal itu sebagai hal yang tak benar.

Dja menyebutnya sebagai rekayasa AS yang dimaksudkan untuk membenarkan embargo ekonomi puluhan tahun Washington terhadap pulau itu.

Dia mengatakan Kuba menolak semua kehadiran militer asing di Amerika Latin dan Karibia.

Baca juga: Fasilitas Minyak Kuba Masih Menyala Setelah 4 Hari Terbakar, Api Sambar Tangki Keempat

Perhatian seputar dugaan mata-mata China dari Kuba datang ketika Washington dan Beijing mengambil langkah tentatif untuk meredakan ketegangan yang meningkat.

Apalagi hubungan kedua negara memanas setelah balon mata-mata dataran tinggi yang dicurigai China melintasi Amerika Serikat sebelum militer AS menembak jatuh di lepas Pantai Timur pada bulan Februari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com