Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Warga China Ditembak Mati di Tambang Emas Afrika Tengah, Pemberontak Tuding Ulah Wagner

Kompas.com - 20/03/2023, 22:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: VOA Indonesia

BAMBARI, KOMPAS.com - Sejumlah pria bersenjata menyerbu lokasi penambangan emas yang dioperasikan China yang baru saja dibuka di Republik Afrika Tengah dan menewaskan sembilan warga China. Pihak berwenang mengatakan mereka juga melukai dua orang lainnya pada Minggu (19/3/2023).

Meski demikian, koalisi pemberontak yang awalnya disalahkan oleh sejumlah pihak atas serangan tersebut mengeluarkan sebuah pernyataan pada hari yang sama. Tanpa memberikan bukti, kelompok itu menuduh tentara bayaran Rusia dari kelompok Wagner-lah yang berada di balik kejadian tersebut.

Serangan pada Minggu dini hari itu terjadi hanya beberapa hari setelah sekelompok pria bersenjata menculik tiga warga China di sisi barat negara itu, yang berbatasan dengan Kamerun, sehingga mendorong Presiden Afrika Tengah Faustin Archange Touadera merencanakan kunjungan ke China untuk meyakinkan para investor.

Baca juga: Penyelidik Korupsi Tingkat Tinggi di Afrika Selatan Tewas Ditembak

Serangan ke tambang emas Chimbolo itu dimulai sekitar pukul 05.00 waktu setempat. Kelompok pria bersenjata itu berhasil mengalahkan para penjaga lokasi tambang dan melepaskan tembakan, kata Abel Matipata, Wali Kota Bambari, kota di dekat lokasi yang berjarak 25 kilometer. Pembukaan situs penambangan itu pun baru dilakukan beberapa hari sebelumnya, tambahnya.

Jasad para korban dibawa ke Ibu Kota Afrika Tengah, Bangui, pada Minggu. Pihak berwenang setempat mengatakan, mereka sedang mengejar para pelaku namun tidak bersedia menjelaskan lebih lanjut. Warga setempat mengatakan bahwa kejadian itu menjadi insiden terakhir yang semakin menggerus kepercayaan pada pasukan keamanan.

“Pemerintah kesulitan membuktikan kemampuannya untuk melindungi warga Afrika Tengah dan warga asing yang tinggal di negara ini,” kata Ange Morel Gbatangue, warga Bambari.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab. Namun, kecurigaan diarahkan pada Koalisi Patriot Perubahan (CPC), yang aktif beraksi di wilayah itu dan rutin melancarkan serangan terhadap pasukan bersenjata negara tersebut. Aliansi kelompok pemberontak itu sehaluan dengan mantan presiden Francois Bozize.

Baca juga: Alasan Delegasi Israel Diusir dari Konferensi Uni Afrika

Anselme Bangue, yang mendukung pemerintahan presiden saat ini, menyebut serangan terhadap para pebisnis China itu sebagai tindakan kepengecutan yang tidak bisa digambarkan.

“Bukan saja memperlambat momentum perekonomian negara ini, CPC juga kini menyerang fondasi pembangunan. Ini tidak bisa diterima,” kata Bangue.

Meski demikian, juru bicara militer CPC Mamadou Koura mengatakan bahwa tuduhan-tuduhan itu keliru. Ia mengeklaim – tanpa memberikan bukti – bahwa tentara bayaran Rusia-lah yang merencanakan serangan tersebut dengan tujuan untuk menakut-nakuti orang China yang sudah jauh lebih lama berada di wilayah negara ini dari pada orang Rusia.

Kelompok tentara bayaran Rusia itu disewa oleh Touadera untuk memberikan pelatihan keamanan dan militer, namun telah dituduh para pengamat PBB melakukan pelanggaran HAM, termasuk pembantaian.

Baca juga: Niat Olok-olok Menlu Rusia, Kemenlu Jerman Malah Disemprot Pejabat Afrika

Republik Afrika Tengah sendiri masih merupakan salah satu negara termiskin di dunia meski memiliki kekayaan mineral berupa emas dan berlian yang melimpah. Sejumlah kelompok pemberontak telah beroperasi dengan kekebalan hukum di seantero negara yang dilanda perang itu selama satu dekade terakhir, menggagalkan eksplorasi tambang yang dilakukan perusahaan-perusahaan asing.

Banyak di antara situs penambangan yang kini beroperasi di negara itu dimiliki China dan menghadapi berbagai tantangan keamanan. Pada 2020, dua warga China tewas ketika warga setempat memimpin pemberontakan terhadap sebuah situs tambang yang dioperasikan China di Sosso Nakombo.

Lalu pada 2018, tiga warga China dibunuh oleh anggota masyarakat yang marah setelah seorang pemimpin setempat tewas dalam sebuah kecelakaan kapal saat menemani para penambang China ke suatu situs penambangan.

Artikel ini pernah tayang di VOA Indonesia dengan judul 9 Warga China Ditembak Mati di Tambang Emas Afrika Tengah.

Baca juga: CEO Perusahaan Listrik Afrika Selatan Diracun Sianida

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com