JOHANNESBURG, KOMPAS.com - Polisi sedang menyelidiki dugaan rencana untuk meracuni kepala eksekutif perusahaan listrik Afrika Selatan.
Dilansir dari Guardian, Andre de Ruyter, kepala eksekutif yang diracun, mengundurkan diri dari jabatannya di Eskom pada 14 Desember lalu.
Tekanan politik setelah dia gagal menyelesaikan krisis di perusahaan yang telah menyebabkan tingkat pemadaman listrik di ekonomi paling industri di Afrika membuatnya mundur.
Baca juga: Ribuan Ikan Mati di Sungai Oder Jerman-Polandia Belum Pasti karena Racun
Setelah resmi menjabat pada Januari 2020, De Ruyter memimpin pemberantasan korupsi dan perilaku kriminal terorganisir di seluruh perusahaan, termasuk sabotase infrastruktur, di pabrik Eskom.
31 Maret mendatang akan jadi hari terakhirnya menjabat.
"Eskom tidak dapat berkomentar lebih jauh tentang insiden peracunan yang melibatkan ketua eksekutif grup, yang terjadi selama Desember 2022, karena masalah tersebut sedang dalam penyelidikan polisi," kata kepala keamanan utilitas dalam sebuah pernyataan.
Layanan kepolisian Afrika Selatan tidak segera menanggapi permintaan komentar. Ketua Dewan Eskom, Mpho Makwana, juga tidak berkenan berkomentar.
Dugaan keracunan De Ruyter pertama kali dilaporkan oleh publikasi spesialis energi EE Business Intelligence pada hari Sabtu (14/1/2023).
Baca juga: WHO: Tembakau adalah Racun Planet, Rugikan Lingkungan dan Kesehatan
Dilaporkan bahwa De Ruyter meminum secangkir kopi yang diduga mengandung sianida.
“De Ruyter menjadi lemah, pusing dan bingung, gemetar tak terkendali dan muntah-muntah. Dia kemudian pingsan, tidak bisa berjalan,” kata EEBI.
“Dia dilarikan ke kamar dokternya oleh petugas keamanannya, di mana kondisinya didiagnosis sebagai keracunan sianida, dan dirawat sebagaimana mestinya," tambahnya.
Tes yang diambil kemudian mengkonfirmasi peningkatan kadar sianida secara besar-besaran di tubuhnya.
Baca juga: Kesal Pacarnya Cerewet, Wanita Florida Bubuhkan Racun ke Minumannya
Polisi pun masih menyelidiki dalang di balik diracunnya De Ruyter dan apakah ada hubungannya dengan situasi politik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.