Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Bom di Yerusalem: Israel Tuding Anggota ISIS sebagai Dalangnya

Kompas.com - 28/12/2022, 17:03 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

YERUSALEM, KOMPAS.com - Pihak berwenang Israel menangkap seorang tersangka serangan bom di Yerusalem yang menewaskan dua orang bulan lalu dan mengidentifikasinya sebagai anggota ISIS.

Tersangka atas nama Aslam Farouh (26 tahun) adalah seorang pria Arab dengan kartu kependudukan Israel. Dia tinggal di antara Ramallah dan Kafr Akab, sebuah lingkungan di Yerusalem.

"Shin Bet, polisi dan tentara menangkap Aslam Farouh, yang diduga melakukan pengeboman Yerusalem bulan lalu," kata badan keamanan domestik Shin Bet dan polisi Israel dalam pernyataan bersama, mengacu pada serangan bom kembar di dua halte bus di Kota Suci.

Baca juga: Dua Ledakan Mengguncang Kota Yerusalem dengan Jeda Kurang dari Setengah Jam

"Tersangka bertindak berdasarkan ideologi salafi-jihadi, mengidentifikasi diri dengan organisasi Daesh (ISIS) dan bertindak sendiri setelah lama mempersiapkan diri untuk menargetkan warga Israel di Yerusalem," kata pernyataan itu, menggunakan istilah lain untuk ISIS.

Senapan mesin ringan buatan Carlo dan alat peledak ditemukan atas kepemilikan Farouh dan dia akan didakwa "dalam beberapa hari mendatang," dilansir dari Guardian pada Selasa (27/12/2022).

Seorang remaja Israel-Kanada dan seorang Israel berusia lima puluhan tewas, sementara 13 orang lainnya terluka dalam pemboman pertama sejak 2016 yang menghantam kota yang diperebutkan itu.

Baca juga: Pemerintahan Inggris yang Baru Jawab Isu Pemindahan Kedutaan ke Yerusalem

Serangan itu terjadi di tengah lonjakan kekerasan di Israel dan Palestina.

Setidaknya 150 warga Palestina dan 26 warga Israel tewas tahun ini di seluruh Israel, Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur yang dicaplok Israel.

Sebanyak 49 warga Palestina lainnya tewas selama tiga hari pertempuran antara militan Jalur Gaza dan Israel pada Agustus.

Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 2022 telah menjadi tahun paling mematikan sejak pemberontakan Palestina 2002-2005, yang dikenal sebagai intifada kedua.

Baca juga: Indonesia Sambut Baik Sikap Australia Batal Akui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com