Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pawai Bendera Israel Kembali Digelar di Yerusalem, Bentrokan Meletus di Kompleks Al-Aqsa

Kompas.com - 30/05/2022, 09:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

YERUSALEM, KOMPAS.com – Puluhan ribu warga Israel mengibarkan bendera berpawai melalui kawasan Muslim di Kota Tua Yerusalem pada Minggu (29/5/2022).

Pawai tersebut merupakan parade tahunan untuk merayakan penaklukan Israel atas Yerusalem dalam perang Timur Tengah 1967.

Namun, pawai tersebut semakin ke sini semakin menjadi ajak unjuk kekuatan bagi kaum nasionalis Yahudi yang ingin memperluas pengaruh mereka di kota yang mayoritas dihuni warga Palestina.

Baca juga: Yerusalem Siaga Tinggi Jelang Pawai Bendera Israel

Banyak peserta pawai tersebut bernyanyi dan menari saat mereka melewati jalan-jalan batu yang sempit. Beberapa di antaranya sengaja memancing konfrontasi dengan berteriak.

Polisi Israel mengatakan, ada skeitar 2.600 orang Yahudi yang telah mengunjungi lapangan terbuka kompleks Al-Aqsa menjelang pawai.

Ingin menghentikan kunjungan, warga Palestina melemparkan batu dan menyalakan kembang api, sebelum dipukul mundur oleh polisi yang menembakkan granat kejut.

Beberapa orang Yahudi mengenakan pakaian agama dan tampak berdoa, mengabaikan larangan lama terhadap ibadah bagi orang Yahudi di kompleks tersebut.

Baca juga: Irak Sahkan UU untuk Mengkriminalisasi Hubungan dengan Israel

Beberapa mengangkat bendera Israel dan menyanyikan lagu kebangsaan, sebagaimana dilansir Reuters.

Pengkhotbah di Masjid Al-Aqsa, Syekh Ikrima Sabri, mengecam perilaku mereka.

“Apa yang terjadi hari ini di Masjid Al-Aqsa belum pernah terjadi sejak 1967,” kata Sabri kepada Reuters.

Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam Islam. Situs ini juga dipuja oleh orang Yahudi yang menyebutnya sebagai Temple Mount, sisa-sisa dari dua kuil kuno kepercayaan mereka.

Baca juga: Palestina: Tentara Israel Sengaja Tembak Mati Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh

Kelompok Hamas, yang memerintah Jalur Gaza dan telah menyatakan dirinya sebagai pembela Muslim Yerusalem, mengutuk pawai massal tersebut.

“Pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas semua kebijakan sembrono ini dan konsekuensi berikutnya,” kata pejabat senior Hamas Bassem Naim kepada Reuters.

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan, sebagian besar orang yang ikut pawai tersebut datang hanya untuk merayakan.

“Sayangnya ada minoritas yang datang untuk menyulut konflik daerah itu. Mereka mencoba menggunakan kekuatan untuk menyulut konflik,” kata Bennet dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Turki Perbaiki Hubungan Diplomatik dengan Israel, Sebut Justru Bisa Lebih Bantu Palestina

Israel melihat seluruh Yerusalem sebagai ibu kota abadi dan tak terpisahkan, sementara Palestina menginginkan bagian timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka.

Warga Palestina melihat pawai pada Minggu sebagai bagian dari kampanye yang lebih luas untuk meningkatkan kehadiran Yahudi di seluruh kota, di mana ketegangan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

Polisi Israel berulang kali bentrok dengan warga Palestina di kompleks Al-Aqsa pada April, selama bulan suci Ramadhan.

Dua pekan lalu, pemakaman jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh, yang terbunuh dalam serangan tentara Israel di Tepi Barat, berubah menjadi kekacauan ketika polisi menyerang para pelayat dan mencabut bendera Palestina.

Baca juga: Menlu Turki: Cairnya Hubungan Diplomatik Turki dan Israel Bisa Membantu Palestina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com