Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlibat Pembunuhan Lebih dari 10.000 Tahanan, Mantan Juru Ketik Nazi Divonis 2 Tahun Penjara

Kompas.com - 20/12/2022, 22:02 WIB
BBC INDONESIA,
Bernadette Aderi Puspaningrum

Tim Redaksi

BERLIN, KOMPAS.com - Seorang mantan sekretaris yang bekerja untuk komandan di kamp konsentrasi Nazi dihukum karena terlibat dalam pembunuhan lebih dari 10.505 orang.

Irmgard Furchner, 97 tahun, bekerja sebagai juru ketik di kamp Stutthof, Polandia pada 1943-1945.

Furchner, yang merupakan satu dari sedikit perempuan yang diadili terkait kejahatan Nazi dalam beberapa dekade, dijatuhi hukuman percobaan selama dua tahun pada Selasa (20/12/2022).

Baca juga: Kanye West Tak Ragu Puji Hitler dan Nazi, Partai Republik Kelimpungan

Meskipun dia adalah seorang pegawai sipil, hakim berpendapat bahwa Furchner sepenuhnya mengetahui apa yang terjadi di kamp tersebut.

Sekitar 65.000 orang diperkirakan tewas dalam kondisi yang mengerikan di Stutthof, termasuk tahanan Yahudi, orang-orang Polandia non-Yahudi, dan tentara Soviet yang ditangkap.

Kamp Stutthof menggunakan berbagai metode untuk membunuh para tahanannya, di mana ribuan orang tewas di ruang gas sejak Juni 1944.

Pengadilan di Itzenhoe, Jerman telah mendengar kesaksian orang-orang yang selamat dari kamp tersebut. Beberapa saksi telah meninggal dunia selama proses persidangan berlangsung.

Ketika persidangan dimulai pada September 2021, Irmgard Furchner melarikan diri dari rumah jompo sampai akhirnya ditemukan oleh polisi di sebuah jalan di Hamburg.

Komandan di kamp Stutthof, Paul-Werner Hoppe telah dipenjara pada 1955 karena terkait dengan pembunuhan, namun dia dibebaskan lima tahun setelahnya.

Baca juga: Tim Pemburu Harta Karun Nazi Temukan Koin Bertanda Swastika di Halaman Istana Polandia

Serangkaian tuntutan terkait kejahatan Nazi telah diajukan di Jerman sejak 2011, setelah vonis terhadap mendiang penjaga kamp Nazi, John Demjanjuk, menjadi preseden bahwa bekerja sebagai seorang penjaga cukup membuktikan keterlibatan.

Putusan itu juga berarti bahwa seorang pekerja sipil seperti Furchner dapat diadili, sebab dia bekerja langsung untuk komandan kamp dan mengurus korespondensi seputar tahanan Stutthof.

Butuh waktu 40 hari bagi Furchner untuk akhirnya bicara di dalam persidangan dengan mengatakan, "Saya minta maaf atas semua yang terjadi".

Mengingat Furchner pada saat itu berusia 21 tahun, persidangan pun berlangsung di pengadilan khusus remaja.

"Saya menyesal berada di Stutthof saat itu - hanya itu yang bisa saya katakan," kata dia dilansir dari BBC Indonesia pada Selasa (20/12/2022).

Baca juga: Nazi dan Sabu-Sabu

Pengacaranya berpendapat bahwa Furchner semestinya dibebaskan karena ada keraguan seputar apa yang dia ketahui, karena dia adalah satu dari sejumlah juru ketik di kantor Hoppe.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com